REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Lebih dari 1.900 pekerja di pelabuhan peti kemas terbesar Inggris akan memulai aksi mogok delapan hari mulai pada Ahad (21/8/2022). Serikat pekerja dan perusahaan pelayaran memperingatkan, tindakan ini dapat berdampak serius pada perdagangan dan rantai pasokan.
Staf di Felixstowe pantai timur Inggris mengambil tindakan industrial dalam perselisihan mengenai gaji. Upaya ini membuat pekerja memutuskan mogok di Inggris karena serikat pekerja menuntut upah yang lebih tinggi bagi anggota yang menghadapi krisis biaya hidup.
"Tindakan mogok kerja akan menyebabkan gangguan besar dan akan menghasilkan gelombang kejut besar-besaran di seluruh rantai pasokan Inggris, tetapi perselisihan ini sepenuhnya dibuat oleh perusahaan itu sendiri," kata pejabat nasional serikat pekerja untuk dermaga Bobby Morton.
"Itu [perusahaan] telah memiliki setiap kesempatan membuat anggota kami tawaran yang adil tetapi telah memilih untuk tidak melakukannya," ujarnya.
Operator Felixstowe Hutchison Ports mengatakan, pihaknya yakin tawaran kenaikan gaji tujuh persen dan lump sum 500 pound adalah adil. Menurut serikat pekerja pelabuhan yang mewakili sekitar 500 staf dalam peran pengawasan, teknik, dan administrasi, telah menerima kesepakatan itu.
Sedangkan Unite yang sebagian besar mewakili pekerja pelabuhan mengatakan, proposal tersebut jauh di bawah tingkat inflasi saat ini dan mengikuti kenaikan inflasi di bawah tahun lalu. "Pelabuhan menyesali dampak tindakan ini terhadap rantai pasokan Inggris," kata juru bicara Hutchison Ports.
Pelabuhan mengatakan, akan memiliki rencana darurat dan bekerja untuk meminimalkan gangguan selama pemogokan yang akan berlangsung hingga 29 Agustus. Grup pelayaran Maersk yang merupakan salah satu pengirim peti kemas terbesar di dunia telah memperingatkan tindakan tersebut akan memiliki dampak yang signifikan. Perusahan menyatakan, pemogokan menyebabkan penundaan operasional dan memaksanya untuk membuat perubahan pada line-up kapalnya.
Angka yang dirilis pada 17 Agustus menunjukkan, inflasi harga konsumen Inggris mencapai 10,1 persen pada Juli, tertinggi sejak Februari 1982. Beberapa ekonom memperkirakan inflasi akan terus naik mencapai 15 persen dalam tiga bulan pertama tahun depan di tengah melonjaknya biaya energi dan makanan.
Tekanan pada pendapatan rumah tangga telah menyebabkan pemogokan oleh pekerja kereta api dan bus. Mereka menuntut kenaikan gaji yang lebih tinggi.