Ahad 21 Aug 2022 19:25 WIB

Gunungkidul Bakal Dijadikan Destinasi Wisata Berkelas Internasional

Pemkab akan menjadikan Gunungkidul sebagai destinasi wisata berkelas internasional.

Red: Bilal Ramadhan
Wisatawan duduk di landasan paralayang Watu Gupit menunggu senja, Purwosari, Gunung Kidul, Yogyakarta. Pemkab akan menjadikan Gunungkidul sebagai destinasi wisata berkelas internasional.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Wisatawan duduk di landasan paralayang Watu Gupit menunggu senja, Purwosari, Gunung Kidul, Yogyakarta. Pemkab akan menjadikan Gunungkidul sebagai destinasi wisata berkelas internasional.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan menjadikan wilayah ini menjadi destinasi wisata kelas internasional dengan berbasis potensi budaya lokal. Bupati Sunaryanta berharap Gunungkidul bisa menjadi destinasi wisata kelas internasional.

"Bali memang bisa menjadi tolak ukur pengembangan pariwisata di Gunungkidul. Namun demikian, kami optimistis mampu mengembangkan kekhasannya sendiri. Salah satunya dengan mengembangkan potensi kebudayaan lokal," kata Sunaryanta.

Baca Juga

Ia mengatakan kesenian dan kebudayaan di Gunungkidul begitu kaya dan bisa dijadikan karakteristik tersendiri untuk promosi wisata. "Warga Gunungkidul juga tidak hanya bergantung pada pariwisata, tapi juga sektor lain seperti pertanian hingga UMKM," kata Sunaryanta.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul Muhammad Arif Aldian mengatakan "Gunungkidul the next Bali" merupakan judul buku yg ditulis oleh Cyrilus dan penulis lainnya. Pemilihan judul buku oleh penulis ini menarik bagi Gunungkidul untuk memudahkan mendapatkan citra pariwisata yang diminati wisatawan.

Sebagaimana Bali yang memiliki kekuatan daru sisi budaya yang menjadi daya dukung pariwisata, Gunungkidul juga memiliki budaya yang kuat dan terpelihara seperti budaya merti desa atau rosulan, tarian tradisional, makanan khas tradisional, hingga rumah tradisional.

"Ini merupakan unique selling point tentu tidak ditemukan di tempat lain," katanya.

Oleh karena itu, adat istiadat yang merupakan potensi wisata budaya tak berwujud serta potensi wisata budaya berwujud lainnya seperti rumah adat harus dilestarikan sebagai jati diri atau identitas Gunungkidul.

"Potensi budaya lokal akan menjadi daya magnet pengembangan pariwisata berbasis budaya," katanya.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِنْ طَاۤىِٕفَتٰنِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اقْتَتَلُوْا فَاَصْلِحُوْا بَيْنَهُمَاۚ فَاِنْۢ بَغَتْ اِحْدٰىهُمَا عَلَى الْاُخْرٰى فَقَاتِلُوا الَّتِيْ تَبْغِيْ حَتّٰى تَفِيْۤءَ اِلٰٓى اَمْرِ اللّٰهِ ۖفَاِنْ فَاۤءَتْ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَاَقْسِطُوْا ۗاِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ
Dan apabila ada dua golongan orang-orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat zalim terhadap (golongan) yang lain, maka perangilah (golongan) yang berbuat zalim itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan berlakulah adil. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.

(QS. Al-Hujurat ayat 9)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement