REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Banjir dan tanah longsor yang dipicu oleh hujan monsun menewaskan sedikitnya 50 orang di India utara dan timur selama tiga hari terakhir. Para pejabat pada Ahad (21/8/2022) mengatakan, hujan membanjiri ratusan desa, menyapu rumah-rumah dan membuat penduduk terdampar ketika tim penyelamat berupaya untuk mengevakuasi para penyintas.
Hujan deras yang diikuti tanah longsor dan banjir di negara bagian Himachal Pradesh di Himalaya selama tiga hari terakhir menewaskan sedikitnya 36 orang. Sementara di negara bagian Uttarakhand, empat orang tewas dan 13 orang hilang karena hujan lebat terus menerus.
"Kami telah mengerahkan helikopter untuk menyelamatkan orang-orang yang terjebak di daerah terpencil karena insiden terkait hujan. Operasi penyelamatan sedang berlangsung lancar," kata seorang pejabat di departemen manajemen bencana Uttarakhand, Ranjit Kumar Sinha.
Di negara bagian Odisha di bagian timur, sedikitnya enam orang tewas di tengah. Hujan lebat kini masih berlangsung. Banjir telah mempengaruhi hampir 800 ribu orang dan membuat ribuan orang mengungsi di Odisha. Hujan telah mengganggu pasokan listrik dan air, serta merusak infrastruktur jalan.
Sejauh ini, negara bagian Odisha telah mengevakuasi 120 ribu orang yang terkena dampak banjir. Sementara pihak berwenang di distrik Ramgarh, di negara bagian Jharkhand timur mengatakan, lima orang telah hanyut oleh air sungai Nalkari yang meluap pada Sabtu (20/8/2022).
"Sejauh ini empat jenazah telah ditemukan," kata seorang pejabat distrik di Ramgarh, Madhvi Mishra.
Awal bulan ini kantor cuaca federal telah memperkirakan bahwa, India kemungkinan akan menerima curah hujan rata-rata pada bulan Agustus dan September. Turunnya hujan membantun hasil panen yang lebih baik secara keseluruhan. Ekonomi India bergantung pada pertanian untuk mendorong pertumbuhan dan menciptakan lapangan kerja. Pertanian berkontribusi sekitar 15 persen terhadap ekonomi India atau senilai 2,7 triliun dolar AS. Sektor ini membantu menopang lebih dari setengah dari total populasi 1,3 miliar orang.