Senin 22 Aug 2022 03:05 WIB

Gobel Ungkap Peran Industri Mebel pada Serapan Tenaga Kerja

Setiap investasi 1 miliar dolar AS di industri mebel bisa tarik 400 ribu tenaga kerja

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Koribang) Rachmat Gobel mengatakan industri mebel dan kerajinan memiliki dampak positif dan berperan besar pada penyerapan tenaga kerja dan lingkungan di Indonesia.
Foto: istimewa
Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Koribang) Rachmat Gobel mengatakan industri mebel dan kerajinan memiliki dampak positif dan berperan besar pada penyerapan tenaga kerja dan lingkungan di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Koribang) Rachmat Gobel mengatakan industri mebel dan kerajinan memiliki dampak positif dan berperan besar pada penyerapan tenaga kerja dan lingkungan di Indonesia.

"Industri mebel dan kerajinan mempunyai dampak yang sangat luas pada masalah lingkungan dan masalah lapangan kerja. Setiap kenaikan (ekspor) 1 miliar dolar AS, ada 400 ribu tenaga kerja yang terlibat," katanya saat mengunjungi area pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2022, di Jakarta, Ahad (21/8/2022).

Ia juga mengapresiasi pameran kali ini yang juga banyak menghadirkan produk hasil daur ulang sehingga memberi dampak bagus bagi lingkungan.

Rachmat Gobel mengatakan Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat besar untuk mendukung pertumbuhan industri mebel dan kerajinan. Namun sayangnya, berbagai bahan baku industri bisa didapatkan di dalam negeri tersebut belum dimanfaatkan dengan baik dan berkesinambungan.

"Ini perlu diberdayakan agar jadi bernilai. Kita lihat pada pameran sekarang, banyak buyers dari Eropa, Amerika, dan lain-lain yang hadir karena mereka melihat Indonesia punya kekuatan," ujarnya.

Sampai saat ini, bahan yang digunakan untuk produk mebel dan kerajinan masih didominasi oleh kayu sebesar 65,5 persen serta rotan dan bambu masing-masing 13 persen dan 0,5 persen.

Lebih lanjut Rachmat Gobel mengatakan pada saat menjadi pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, ia sempat membuat peta jalan bagaimana penjualan industri mebel dan kerajinan bisa mencapai 5 miliar dolar AS pada 2019. Namun, lanjutnya, pada era tersebut masih ada beberapa kendala sehingga target itu belum bisa terealisasi.

Untuk merealisasikan target 5 miliar dolar AS tersebut, kini Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) telah menyusun Grand Strategic Plan (GSP) Industri Mebel dan Kerajinan Nasional HIMKI 2022-2025.

Pada beberapa kesempatan Ketua Presidium HIMKI Abdul Sobur menargetkan nilai ekspor industri mebel dan kerajinan bisa mencapai 5 miliar dolar AS pada 2024. Dengan dukungan berbagai pihak, termasuk penyelenggaraan IFEX, pihaknya cukup optimis target ini bisa tercapai.

"Dari catatan kami, nilai ekspor mebel dan kerajinan pada kuartal I 2022 telah mencapai 1 miliar dolar AS atau naik 15,87 persen dibanding nilai ekspor pada kuartal I 2021," ucap Abdul Sobur.

HIMKI menargetkan nilai ekspor pada tahun ini bisa mencapai 3,93 miliar dolar AS, dan naik menjadi 4,46 miliar pada tahun berikutnya. Pencapaian target ini dengan mempertimbangkan pertumbuhan CAGR (Compound Annual Growth Rate) sebesar 13,41 persen.

Pameran IFEX yang menyasar pasar internasional, diakuinya, memiliki andil besar dalam mendukung realisasi target tersebut. Pada IFEX 2019 total selama pameran mencapai 1,270 miliar dolar AS. Sementara nilai ekspor industri mebel dan kerajinan pada 2019 mencapai 2,5 miliar dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement