Senin 22 Aug 2022 15:48 WIB

Surya Paloh Sebut Puan Maharani Masuk Radar Capres

Rakernas Nasdem sudah hasilkan tiga nama, yakni Anies, Ganjar, dan Jenderal Andika.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ratna Puspita
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani memberikan keterangan usai pertemuan di Kantor DPP Nasdem, Jakarta,  Senin (22/8/2022). Pertemuan tersebut dalam rangka silahturahmi sekaligus safari politik yang merupakan salah satu dari amanat Rakernas PDIP dengan menugaskan Puan Maharani untuk membuka komunikasi dengan partai lain menjelang Pemilu 2024.
Foto: Prayogi/Republika.
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani memberikan keterangan usai pertemuan di Kantor DPP Nasdem, Jakarta, Senin (22/8/2022). Pertemuan tersebut dalam rangka silahturahmi sekaligus safari politik yang merupakan salah satu dari amanat Rakernas PDIP dengan menugaskan Puan Maharani untuk membuka komunikasi dengan partai lain menjelang Pemilu 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengatakan bahwa pertemuan dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) belum menghasilkan kesepakatan terkait pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Namun dari pertemuan tersebut, ia mengatakan, Ketua DPP PDIP Puan Maharani kini masuk ke dalam radar sebagai calon presiden (capres).

"Udah ketemu begini, masak, tidak masuk dalam radar," ujar Surya menjawab pertanyaan wartawan di Kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Senin (22/8/2022).

Baca Juga

Usai pertemuan tersebut, Surya mengatakan, hal-hal yang berkaitan dengan Pilpres 2024 masihlah sangat dinamis. Pembicaraan dinamis juga berkaitan dengan sosok capres yang akan diusung oleh Partai Nasdem. Sebab, partainya masih berpegang kepada hasil rapat kerja nasional (Rakernas) yang menghasilkan tiga nama bakal capres, yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

Meski sudah memiliki tiga bakal nama capres, hal tersebut masih dapat berubah sesuai dengan kesepakatan dengan partai politik koalisinya. Dengan demikian, forum pertemuan tersebut juga tak melarang siapapun untuk maju berkontestasi, termasuk Puan Maharani.

"Rakernas, ya, menempatkan Mas Ganjar sebagai bakal calon, salah satu dari tiga nama itu benar, tapi suasana itu berkembang dan dinamis sekali. Saya kedatangan Mbak Puan ini kan, saya lihat-lihat juga," ujar Surya.

"Kalau saya pribadi, subjektifnya, tidak boleh melarang Mbak Puan maju," sambungnya.

Puan mengatakan, PDIP tak menutup pintu komunikasi dengan partai politik manapun. Menurutnya,  kedewasaan berpolitik menjadi modal bagi partai politik mengetahui mana waktu untuk bertanding dan bersanding.

"Tidak adanya komunikasi membuat ruang itu tertutup dan menjadi miss komunikasi. Apapun yang akan jadi keputusan dalam dinamika politik akan datang, kita harus bersepakat kapan kita harus bertanding, kapan kita harus bersanding untuk Indonesia," ujar Puan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement