Selasa 23 Aug 2022 00:42 WIB

Untuk Pertama Kalinya, Metro Kairo Pekerjakan Perempuan

Metro Kairo membuka jalan bagi perempuan Mesir yang ingin berkarier.

Rep: Mabruroh/ Red: Friska Yolandha
Metro Kairo. Metro Kairo untuk pertama kalinya merekrut perempuan sebagai pengemudi kereta.
Foto: Egypt Today
Metro Kairo. Metro Kairo untuk pertama kalinya merekrut perempuan sebagai pengemudi kereta.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Metro Kairo untuk pertama kalinya merekrut perempuan sebagai pengemudi kereta. Ini merupakan warna baru di negara dimana hanya sedikit wanita yang memiliki pekerjaan formal. 

Dilansir dari Arab News pada Senin (22/8/2022), sejak April lalu, komuter di jalur terbaru juga telah mengikut sertakan perempuan untuk mengambil kendali sebagai pengemudi. Tentu saja, ini masih menuai pro dan kontra karena sebagian golongan menunjukkan ketidaksetujuan mereka.

Perempuan Mesir memiliki hak untuk memilih dan mencalonkan diri sejak 1956. Akan tetapi undang-undang patriarki dan budaya yang didominasi laki-laki memiliki hak pribadi yang sangat terbatas. 

Metro Kairo sendiri menyediakan gerbong khusus untuk wanita yang tidak ingin naik dengan pria dalam upaya untuk memberikan perlindungan terhadap pelecehan seksual.

Lulusan bisnis dan ibu dua anak, Hind Omar, mengatakan dia telah bergegas melamar menjadi masinis kereta api. Ia ingin menjadi salah satu gebrakan berani di negara dimana hanya 14,3 persen wanita yang bekerja formal, menurut angka tahun 2020. 

“Saya memiliki beberapa ribu nyawa di tangan saya setiap hari,” kata perempuan berusia 30 tahun itu yang dengan bangga mengenakan jaket dengan logo RATP-Dev dari lengan operasi asing metro Paris di bawah jilbab hitam dan putihnya. 

Omar mengaku beruntung mendapat dukungan dari keluarganya. “Orang tua saya merasa aneh pada awalnya tetapi mereka akhirnya mendukung saya. Suami saya antusias dari awal dan selalu menyemangati saya,” ujarnya.

Hanya saja, tambahnya, dalam pekerjaan ini, shift malam masih dikecualikan untuk perempuan. Shift malam, kata dia, hanya berlaku untuk masinis laki-laki.

Omar mengaku tes untuk menjadi calon pengemudi sangat melelahkan. Tes tersebut mengharuskan kandidat untuk menunjukkan rentang perhatian dan daya tahan mereka. Dia mengatakan pengemudi harus tetap sangat waspada selama berjam-jam selama enam hari kerja seminggu. 

Omar adalah salah satu dari dua wanita yang diterima untuk program pelatihan yang dijalankan oleh Otoritas Nasional Mesir untuk Terowongan bekerja sama dengan RATP-Dev. Pengemudi perempuan lainnya, Suzanne Mohamed (32) mengingat pertama kali mengemudikan kereta. Ia melihatnya penumpangnya terkejut namun mengaku bisa memahami keterkejutan itu, di negara di mana perempuan memiliki akses terbatas ke banyak karir. 

“Beberapa penumpang takut,” katanya.

"Mereka meragukan keterampilan saya dan mengatakan mereka tidak merasa aman dengan seorang wanita,” ujar Suzanne.

Diluncurkan pada 1987, Metro Kairo adalah yang tertua di dunia Arab tetapi telah tertinggal dari negara-negara Arab lainnya dalam menyediakan kesempatan kerja bagi perempuan. Saida Abad dari Maroko menjadi pengemudi kereta wanita pertama di Afrika dan dunia Arab pada tahun 1999. 

Dengan rencana Metro Kairo untuk menambah tiga jalur baru serta sistem monorel pertama Mesir, Omar mengatakan dia berharap langkah beraninya akan membantu membuka jalan bagi yang banyak wanita untuk menjadi masinis kereta api dan memastikan bahwa wanita juga bisa melakukan banyak hal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement