REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta memastikan memberikan pelayanan khusus bagi para penyandang difabel di provinsi setempat untuk mendapatkan vaksin dosis ketiga atau booster.
"Kami terus memberikan perhatian khusus kepada difabel karena mereka memiliki keterbatasan akses informasi dan pelayanan," kata Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan DIY Agus Priyanta saat dihubungi di Yogyakarta, Senin (22/8/2022).
Menurut Agus, pelayanan khusus terhadap penyandang difabel telah dimulai sejak vaksinasi dosis pertama dan kedua di DIY. Ia mengklaim sejak vaksinasi dosis pertama Pemda DIY telah menggencarkan komunikasi dengan kepada komunitas difabel, antara lain dengan membentuk forum sosialisasi bernama Forum Sosialisasi Disabilitas yang terdiri dari tiga kelompok besar dalam grup WhatsApp.
"Tiga kelompok besar tersebut adalah kelompok tuna rungu dan tuna wicara, tuna netra, serta kelompok di luar tuna rungu dan wicara," ujar dia.
Melalui grup pesan instan tersebut, kata Agus, kampanye vaksinasi dosis pertama pada warga difabel di Yogyakarta terus digencarkan hingga akhirnya pada April 2022 terdata lebih dari 12.000 warga difabel yang terdaftar program vaksinasi di DIY.
Selain itu, kata dia, puskesmas saat itu juga telah membuka fasilitas pelayanan vaksinasi khusus untuk warga disabilitas yang telah meluas hingga ke fasilitas kesehatan milik TNI dan Polri.
Berlanjut hingga saat ini, kata Agus, strategi pelayanan vaksinasi bagi warga difabel di Yogyakarta dilakukan melalui lembaga sosial, media sosial, tenaga kesehatan, serta melibatkan masyarakat di perkotaan dan kabupaten.
"Sehingga untuk pelayanan vaksinasi booster saat ini kami masih memberikan perhatian khusus bagi difabel dengan mengacu pengalaman saat dosis pertama dan kedua," kata dia.
Meski belum dapat memberikan data penerima vaksin booster khusus kelompok difabel di DIY, Agus menegaskan bahwa berbagai kemudahan terus diberikan kepada kelompok tersebut.
"Untuk layanan booster penyandang difabel memang kami satukan dengan peserta lainnya, akan tetapi untuk layanannya mereka kami dahulukan atau ada jalur khusus sehingga tidak perlu menunggu," kata dia.
Meski demikian, anggota Sentra Advokasi Perempuan, Difabel, dan Anak (SAPDA) Yogyakarta Irmaningsih Pudyastuti menuturkan bahwa kurangnya informasi, pesan-pesan tentang risiko Covid-19, dan akses terhadap program vaksinasi masih menjadi kendala utama bagi penyandang disabilitas di DIY untuk bisa menikmati manfaat vaksin.
Di samping permasalahan lain seperti fasilitas di tempat vaksinasi yang kurang inklusif, kurangnya pengetahuan petugas tentang bagaimana berkomunikasi dengan penyandang disabilitas, kata Irmaningsih, masih kerap ditemukan penyandang disabilitas yang belum memiliki identitas kependudukan seperti KTP.
"Para penyandang disabilitas kurang terpapar informasi dan memiliki keterbatasan akses fisik untuk bisa mencapai lokasi vaksin," kata Irma.