REPUBLIKA.CO.ID., ANKARA -- Ukraina bukan "negara kriminal" seperti Rusia, dan tidak ada hubungannya dengan pembunuhan terhadap kerabat salah satu sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin pada akhir pekan kemarin, kata seorang pejabat tinggi Ukraina. Darya Dugina, putri pakar politik Alexander Dugin, tewas dalam ledakan mobil di pinggiran Moskow pada Sabtu malam.
“Saya ingin menekankan bahwa Ukraina tidak ada hubungannya dengan [insiden] ini,” ungkap Mykhailo Podolyak, penasihat senior presiden Ukraina, kepada saluran lokal ICTV pada Ahad (21/8/2022).
"Mereka tidak mengerti bahwa kita bukan negara kriminal seperti Rusia," ujar dia, menambahkan bahwa menyalahkan Ukraina atas insiden itu mungkin bermaksud untuk membenarkan pengerahan lebih banyak tentara untuk perang Rusia melawan Ukraina.
Dalam beberapa tahun terakhir, Moskow dituduh berada di balik pembunuhan para kritikus dan pembelot Rusia di luar negeri, termasuk peracunan yang hampir mematikan terhadap mantan mata-mata Sergei Skripal dan putrinya pada 2018 di Salisbury, Inggris.
Merujuk pada insiden hari Sabtu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyebut serangan bom tersebut adalah "kebijakan terorisme negara" Ukraina.
Laporan intelijen Rusia mengklaim bahwa ayah Darya Dugina, yang disebut "otak Putin," adalah target yang dimaksud.
Komite Investigasi Rusia mengatakan bahwa pemboman itu “sudah direncanakan sebelumnya dan dilakukan atas sebuah perintah” dan pihak berwenang sedang menyelidikinya.
Lahir pada tahun 1992, Dugina, seperti ayahnya, aktif dalam jurnalisme, filsafat, dan ilmu politik.