Grha Keris Dinilai sebagai Wujud Penghargaan Seni Budaya Jawa

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin

Grha Keris Dinilai sebagai Wujud Penghargaan Seni Budaya Jawa (ilustrasi).
Grha Keris Dinilai sebagai Wujud Penghargaan Seni Budaya Jawa (ilustrasi). | Foto: dok UBL

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X meresmikan Grha Keris di Jalan Gamelan Kidul Nomor 1, Penambahan, Kraton, Kota Yogyakarta, Senin (22/8). Kehadiran Grha Keris dinilai sebagai wujud penghargaan seni budaya, sekaligus menjadi sumber inspirasi nilai budaya Jawa.

"Saya optimis (dengan) keberadaan Grha Keris, warisan budaya yang ada di DIY akan lebih maju dan berkembang dengan lebih baik lagi," kata Sultan.

Sebagai warisan budaya tak benda yang diakui Unesco pada 2005, Sultan menyebut, keris harus dimaknai lebih mendalam. Sultan pun berharap Grha Keris kedepannya menjadi inkubator pelestarian budaya.

"Menjadi tugas kita bersama untuk mengaktualisasi warisan budaya tak benda menjadi sebentuk etos atau karya, dalam wujud berbagai bentuk dan media," ujar Sultan.

Baca Juga

Ia juga berharap, keris yang merupakan peninggalan leluhur dan menyimpan banyak simbol dapat dimaknai lintas generasi. Bahkan, hal ini juga diharapkan dapat diwariskan ke generasi muda.

Sultan menjelaskan, keris dulunya sendiri berfungsi sebagai senjata dalam peperangan, sekaligus sebagai benda pelengkap sesajen. Sementara, saat ini keris menjadi aksesoris dalam berbusana dan menjadi simbol budaya.

"Masyarakat Jawa kan semuanya pakai simbol, jadi bisa diwarisi para generasi muda," tambahnya.  

Grha Keris yang dipilih di bangunan di Jalan Gamelan Kidul Nomor 1, kata Sultan, dilandasi karena alasan historis. Menurut Sultan, di kawasan tersebut dulunya merupakan tempat pertemuan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan gerilyawan.

"Bahkan kursi beliau (HB IX) masih ada di sini. Harapannya, keris peninggalan leluhur kita berada di tempat yang bernilai historis," jelasnya.

Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi mengatakan, keris sendiri telah tumbuh berkembang menjadi aset budaya nasional yang membentuk jati diri bangsa. Visi dari adanya Grha Keris ini, kata Dian, sebagai pemeliharaan keris yang ada di DIY pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

"Serta menjadi pusat kegiatan persemaian budaya keris sesuai dengan perkembangan zaman," kata Dian.

Selain itu, Dian menyebut, visi Graha Keris ini juga untuk melestarikan budaya keris sesuai dengan potensi yang ada secara profesional. Tidak hanya itu, katanya, juga sebagai tempat penggalian dan pengkajian potensi ekosistem keris di DIY.

"Juga melakukan pengembangan budaya keris yang ada," tambah Dian.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Universitas Budi Luhur Kenalkan Keris ke Siswa SMA dan SMK

Moeldoko Didaulat Sebagai Dewan Pembina Lembaga Laskar Melayu Bersatu  

Apa Beda Dukun dan Orang Soleh Berkaromah?

Berbicara di Multaqa Seni Budaya MUI, Wapres Kisahkan Pujangga Pembela Rasulullah SAW

Diplomasi Budaya Melalui Angklung di Amerika

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark