Senin 22 Aug 2022 23:39 WIB

BPS: Usia Harapan Hidup Warga Kota Bandung Makin Naik Tiap Tahun

BPS ungkap harapan hidup warga Bandung naik jadi 74,46 tahun di 2021

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Berdasarkan Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung, angka Usia Harapan Hidup (UHH), yang menjadi salah satu komponan dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM), terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. 

Kepala Badan Pusat Statistik Kota Bandung Aris Budiyanto mengatakan, di Kota Bandung, UHH tahun 2016 mencapai 73,84. Pada 2017 mencapai 73,86. Sedangkan, pada 2018 mencapai 74,00. Pada 2019 mencapai 74,14 tahun. Kemudian, tahun 2020 mencapai 74,28 tahun. Terakhir, pada 2021 naik menjadi 74,46 tahun.

“Pada tahun 2021, balita yang mendapat imunisasi lengkap di Kota Bandung sebesar 66,31 persen lebih tinggi dibandingkan kondisi tahun 2020 yakni sebesar 65,05 atau naik 1,26 persen,” jelasnya. 

Dia menerangkan, kegiatan posyandu mulai berjalan di tahun 2021 dibanding tahun 2020, sejalan dengan mulai aktifnya lagi beberapa kegiatan karena terkendala pandemi Covid-19. Sementara itu, pada tahun 2021 ada penambahan rumah sakit sebanyak dua unit. 

“Secara garis besar, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, IPM Kota Bandung cenderung naik dari tahun ke tahun. Namun, di tahun 2020 IPM Kota Bandung turun 0,13 persen atau 0,11 point dari 81,62 point menjadi 81,51 point,” paparnya.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Bandung, penurunan IPM di tahun 2020 disebabkan pengeluaran perkapita yang turun sebanyak 2,13 persen. Sedangkan, komponen-komponen lainnya tetap mengalami peningkatan, seperti UHH, harapan lama sekolah (HLS), dan rerata lama sekolah (RLS).

“Untuk mengukur IPM terdapat tiga indikator utama, antara lain indikator kesehatan, tingkat pendidikan, dan indikator ekonomi,” imbuhnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa pada 2020, penghitungan angka UHH dilakukan dengan metode baru. Hal ini mengacu pada perhitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang mencakup komponen (1) Umur Panjang dan Hidup Sehat, (2) Pengetahuan, dan (3) Standar Hidup Layak.

Dengan metode baru ini, seluruh daerah di Jabar mengalami penurunan angka UHH bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, Provinsi Jabar mengalami penurunan angka UHH, yaitu dari 73,04 (2019) menjadi 72,85 (2020). Sedangkan secara nasional, Indonesia mengalami penurunan pula angka UHH, dari angka 71,47 (2019) menjadi  71,34 (2020).

Setiap tahunnya, BPS mengeluarkan data angka UHH untuk masing-masing daerah kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Angka UHH sendiri merupakan angka perkiraan rata-rata bertambahnya umur seseorang yang diharapkan masih bisa bertahan hidup. 

Angka ini didasarkan pada angka harapan hidup yang mengacu pada kondisi bayi saat dilahirkan di tahun tersebut. Artinya, angka UHH tak lain adalah angka perkiraan rata-rata jumlah tahun yang akan dijalani seseorang sejak lahir hingga meninggal kelak.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement