REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, berkomitmen serius untuk mengembangkan sektor kepariwisataan dengan mengusung konsep pemerataan objek wisata di penjuru wilayah, termasuk optimalisasi objek wisata yang selama ini masih belum dikelola secara maksimal. Bupati Bekasi Dani Ramdan mengatakan, akhir pekan lalu dirinya bahkan menyempatkan diri meninjau persiapan pembangunan penataan destinasi wisata di Desa Pantai Mekar, Kecamatan Muaragembong untuk memastikan pengembangan pariwisata wilayah pesisir utara itu dapat terlaksana sesuai perencanaan.
"Harapannya akhir tahun ini proses pembangunan sudah bisa tuntas sehingga menambah destinasi wisata khususnya di wilayah utara Kabupaten Bekasi," katanya di Cikarang, Selasa (23/8/2022).
Setidaknya ada tiga potensi destinasi wisata baru yang akan dikembangkan setelah selesai dibangun antara lain wisata pantai pesisir utara, Alun-Alun Kabupaten Bekasi yang kemungkinan besar direalisasikan di wilayah Kecamatan Setu, serta Karang Kitri Bojongmangu di wilayah selatan daerah itu. Dani berharap warga sekitar mampu mengelola secara optimal objek wisata yang tengah dikembangkan dengan rasa memiliki yang lebih kuat namun apabila dikelola perusahaan, manajemen diharuskan melibatkan unsur masyarakat setempat.
"Sebenarnya kalau bisa dikelola warga sekitar, itu lebih baik, supaya rasa memilikinya lebih kuat. Karena tempat wisata yang ingin dikembangkan berbasis masyarakat, agar dapat merasakan manfaat dari pariwisata tersebut," ucapnya.
Selain pengembangan pariwisata melalui pembangunan objek wisata baru, pihaknya juga menyiapkan beragam langkah untuk mempertahankan destinasi wisata yang sudah lama eksis agar terus bertahan bahkan berkembang. Seperti destinasi wisata Jembatan Cinta di Kecamatan Tarumajaya yang kondisinya sangat memprihatinkan padahal sudah dikenal luas baik wisatawan dalam maupun luar daerah.
Objek wisata itu tidak terkelola dengan maksimal karena manajemen tidak melakukan perawatan dengan baik. Alhasil, tempat wisata yang sudah berdiri sejak beberapa tahun lalu itu harus ditutup karena dianggap membahayakan pengunjung.
"Dampak dari penutupan objek wisata pasti sangat dirasakan khususnya bagi para pedagang dan pelaku UMKM di area tersebut. Omzet penjualan turun drastis akibat tidak ada pengunjung yang datang. Dalam waktu dekat kita akan cek lokasi karena ini juga bagian dari program kami menata kembali tujuan wisata agar bisa lebih berkembang," kata dia.