Selasa 23 Aug 2022 14:47 WIB

Nabi Muhammad Mengasihi Anak Yatim

Anak yatim mendapat perhatian dari Nabi Muhammad.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
 Mengasihi Anak Yatim. Foto:  Ilustrasi Nabi Muhammad SAW
Foto: MGROL100
Mengasihi Anak Yatim. Foto: Ilustrasi Nabi Muhammad SAW

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Setiap Muslim diperintahkan untuk mengasihi anak yatim dan tidak menyia-nyiakannya. Dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 220 Allah memerintahkan untuk mengurus urusan anak yatim secara patut dan baik. Dan pada surat Al Ma'un dengan tegas disebutkan bahwa orang yang mendustakan agama di antaranya adalah orang-orang yang menghardik anak yatim.

Rasulullah SAW adalah manusia yang paling mencintai anak yatim. Terlebih Rasulullah adalah nabi yang dilahirkan dalam keadaan yatim. Bahkan dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah lebih memilih menyebut dirinya sebagai yatim. 

Baca Juga

Dalam kitab Durratun Nashihin, Syekh Utsman bin Hasan bin Abmad As Syakir al Khuwairy menjelaskan hadits riwayat Anas bin Malik tentang Rasulullah yang menjumpai seorang anak yatim yang bersedih ketika hari raya.

Singkat kisah, Rasulullah kemudian merawat anak yatim tersebut penuh kasih sayang. Rasul membawa anak yatim itu pulang dan memberikannya pakaian, makanan dan menghias serta memberinya wewangian.

Sehingga anak yatim tersebut senang dan bangga karena mendapatkan kasih sayang Rasulullah dan keluarganya. Setelah Rasulullah wafat, anak yatim tersebut diasuh oleh sahabat Abu Bakar. 

Rasulullah SAW pun telah memberi tahu tentang keutamaan mengasihi anak yatim. Seperti dalam Musnad Ahmad terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan Abi Umamah, yang menjelaskan tentang balasan bagi orang yang berbuat baik kepada anak yatim. Dalam hadits itu rasul menyebutkan bahwa orang yang berbuat baik pada anak yatim akan bersama rasul di surga seperti dekatnya dua jari.  Karena itu para ulama pun sangat mencintai anak yatim. Lebih-lebih pada momentum bulan Muharam. 

Abullaits Assamarqandi pada kitab Tanbihul Ghafilin bi Ahaditsi Sayyidil Anbiya wal Mursalin menulis bahwa mengusap kepala anak yatim (mengasihi) pada hari Asyura maka akan diangkat derajatnya. Begitupun  dalam kitab I'anatut tholibin karya Abu Bakar Utsman bin Muhammad Syatha al Dimyathi al Bakri dalam penjelasan amalan-amalan Muharam salah satunya adalah mengusap kepala anak yatim atau berbuat baik kepada anak yatim. Maka ganjarannya seakan orang tersebut berbuat baik pada semua anak yatim. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement