Selasa 23 Aug 2022 13:30 WIB

Jokowi Minta Pengusaha Dukung Hilirisasi Tambang

Jokowi menyebut hilirisasi tambang telah berikan nilai tambang berkali lipat

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo (kanan). Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para pengusaha KADIN agar mendukung upaya pemerintah melakukan hilirisasi tambang. Ia pun menyinggung, banyak pengusaha yang tergabung di KADIN memiliki usaha di sektor pertambangan.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo (kanan). Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para pengusaha KADIN agar mendukung upaya pemerintah melakukan hilirisasi tambang. Ia pun menyinggung, banyak pengusaha yang tergabung di KADIN memiliki usaha di sektor pertambangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para pengusaha KADIN agar mendukung upaya pemerintah melakukan hilirisasi tambang. Ia pun menyinggung, banyak pengusaha yang tergabung di KADIN memiliki usaha di sektor pertambangan.

"Hilirisasi, saya tahu banyak yang di KADIN ini punya tambang-tambang, termasuk ketuanya," kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada KADIN Provinsi se-Indonesia di Jakarta Timur, Selasa (23/8).

Jokowi menyampaikan, pemerintah telah menyetop ekspor bahan mentah seperti nikel sejak tiga tahun lalu. Namun banyak para pengusaha yang datang menemuinya dan menyampaikan ketidaksiapan melakukan hilirisasi industri.

"Saya sampaikan, nikel yang dulu ramai kita stop 3 tahun yang lalu, datang ke saya buanyak sekali, termasuk yang dari Kadin juga banyak. 'Pak ini kita belum siap, kalau saya nunggu siap, kapan? kapan?'. Udah gak ada siap atau enggak siap, stop, kita dibawa ke digugat ke WTO, silakan gak ada masalah," jelas dia.

Jokowi mengatakan, hilirisasi industri bahan mentah ini telah memberikan nilai tambah hingga berkali-kali lipat. Pada 5-7 tahun yang lalu, nilai ekspor nikel sebesar 1,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 16 triliun.

"2021, ekspor kita dari nikel saja 20,8 miliar dolar AS. Lompatannya coba, dari Rp 16 triliun melompat jadi Rp 306 triliun," tambah dia.

Karena itu, ia meminta seluruh pihak agar mendukung upaya pemerintah untuk menghentikan ekspor bahan mentah. Pemerintah selanjutnya juga akan menghentikan ekspor bahan mentah lainnya seperti bauksit, tembaga, timah, dll.

"Jangan kaget nanti saya stop yang biasanya kita ekspornya raw material, ndak. Karena nikel ini nanti pada akhirnya orang mungkin 35-40 milliar USD, kita dari sini karena turunan-turunannya belum rampung," kata dia.

Jokowi pun mencontohkan, neraca dagang Indonesia dengan China sempat menyentuh angka -7,7 miliar dolar AS pada 2012 lalu. Sedangkan pada 2021 mengalami defisit -2,4 miliar dolar AS. Pada tahun ini, Jokowi menyebut neraca dagang Indonesia dengan Cina akan surplus.

Karena itu, Jokowi meminta para pengusaha agar tak takut dengan adanya hilirisasi industri. Sebab, para pengusaha bisa bekerja sama dengan investor asing.

"Karena apa takut semuanya bahwa ekspor raw material kita akan kita hentikan. Dan gak ada pilihan mereka mau tidak mau mereka pasti ke sini, bikin industrinya di sini, nah itu ajak join," kata dia. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement