Selasa 23 Aug 2022 17:55 WIB

Jepang akan Longgarkan Pembatasan Covid-19 Bagi Wisatawan

Jepang tengah mempertimbangkan untuk melonggarkan pembatasan Covid-19 bagi wisatawan

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
 Jepang tengah mempertimbangkan untuk melonggarkan pembatasan Covid-19 bagi wisatawan di tengah kasus yang semakin melandai.
Foto: EPA
Jepang tengah mempertimbangkan untuk melonggarkan pembatasan Covid-19 bagi wisatawan di tengah kasus yang semakin melandai.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Jepang tengah mempertimbangkan untuk melonggarkan pembatasan Covid-19 bagi wisatawan di tengah kasus yang semakin melandai. Negara yang dipimpin Perdana Menteri Fumio Kishida juga akan mengatur batas penambahan jumlah masuknya wisatawan menjadi lebih dari dua kali lipat.

Pemerintahnya juga kemungkinan bakal menghapus kebutuhan tes Covid-19 negatif untuk masuk negara tersebut, seperti awalnya membebaskan orang yang divaksinasi penuh. Tidak seperti kebanyakan negara, Jepang masih mengatur persyaratan ketat terkait Covid-19.  Wisatawan saat ini harus menyerahkan hasil negatif tes PCR yang diambil dalam waktu 72 jam setelah keberangkatan ke Jepang

Baca Juga

"Batas harian wisatawan akan dinaikkan menjadi 50 ribu orang bulan depan dari 20 ribu saat ini," kata pejabat pemerintah dalam laporan media FNN, dikutip laman Strait Times, Selasa (23/8/2022).

Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno menolak berkomentar pada Selasa tentang waktu pelonggaran perbatasan. Ia mengatakan itu akan tergantung pada kondisi Covid-19 di Jepang dan luar negeri.

"Seiring dengan mengambil setiap tindakan untuk mencegah penularan, kami juga akan mempromosikan kegiatan ekonomi – dan dengan tindakan pengendalian perbatasan, kami akan melonggarkannya secara bertahap sambil menjaga kedua hal ini tetap seimbang," katanya.

Setelah penutupan dua tahun karena pandemi Covid-19, Jepang membuka kembali perbatasan internasionalnya untuk turis pada Juni. Pemerintah telah kembali mengeluarkan visa turis untuk tur berpemandu ke 98 negara dan wilayah, termasuk AS, Inggris, China, Korea Selatan, Indonesia, dan Thailand.

Jepang secara bertahap melonggarkan pembatasan Covid-19 untuk pelancong internasional Maret ini. Saat itu pula mereka membuka perbatasannya untuk pebisnis, pelajar, dan warga negara Jepang.

Sebelum pandemi, Jepang berada di tengah ledakan pariwisata. Pengunjung dari luar negeri yang masuk ke Jepang mencapai rekor pada 2019.

Maskapai penerbangan, hotel dan toko-toko semuanya bersemangat untuk mendapatkan kembali bisnis yang hilang karena pandemi. Segelintir orang asing yang diizinkan masuk ke Jepang tahun lalu menghabiskan 120 miliar yen (1,2 miliar dolar AS). Pada 2019, mereka menghabiskan 4,8 triliun yen, atau empat puluh kali lebih banyak, menurut Badan Pariwisata Jepang.

Pembatasan terkait, termasuk wajib mengenakan masker, pemeriksaan suhu dan pergerakan bebas terbatas serta persyaratan masuk yang ketat, membuat sulit untuk menarik pengunjung. Pembatasan yang sedang berlangsung di Jepang sangat berbeda dibandingkan dengan tempat-tempat seperti Australia, Singapura, dan Inggris, yang memberlakukan sedikit pembatasan dan memulai untuk menghidupkan kembali industri pariwisata mereka yang terkepung.

Secara terpisah, Jepang berencana membatasi pelaporan terperinci yang harus diberikan fasilitas medis pada kasus virus corona kepada individu berisiko tinggi. Negara itu juga mempertimbangkan untuk mengklasifikasikan patogen sebagai endemik.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement