Selasa 23 Aug 2022 18:14 WIB

'Indonesia Harus Siap Antisipasi Covid-19 Subvarian Baru Seperti di Eropa dan Amerika'

"Ujian bagi Indonesia baru akan terjadi enam bulan dari sekarang."

Indonesia diminta siap mengantisipasi adanya subvarian baru di Eropa dan Amerika Serikat yang menimbulkan kasus konfirmasi yang tinggi. (ilustrasi)
Foto: Pixabay
Indonesia diminta siap mengantisipasi adanya subvarian baru di Eropa dan Amerika Serikat yang menimbulkan kasus konfirmasi yang tinggi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyiapkan pemberian vaksinasi Covid-19 lanjutan pada akhir 2022. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki kadar imunitas masyarakat sembari mengantisipasi mutasi virus maupun subvarian baru yang mungkin timbul karena kenaikan kasus di banyak negara lain.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, hal tersebut menjadi salah satu hasil Rapat Kabinet Terbatas terkait Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa (23/8/2022). "Kami lihat di beberapa negara seperti di Jepang, Eropa, Amerika, kasus konfirmasi Covid-19 di atas 100 ribu per hari. Bahkan di Jepang kasus konfirmasinya di atas 200 ribu per hari. Kasus konfirmasi harian seperti ini pasti terjadi mutasi dan terjadi varian baru," kata Menkes dalam keterangan pers selepas rapat.

Baca Juga

Menurut Budi, Indonesia harus bersiap-siap mengantisipasi adanya subvarian baru di Eropa dan Amerika Serikat yang menimbulkan kasus konfirmasi yang tinggi. Kendati saat ini kasus 7-days moving average masih di angka 4.683 atau relatif lebih rendah dari berbagai negara lain, Menkes mengingatkan bahwa ujian bagi Indonesia baru akan terjadi enam bulan dari sekarang atau sekitar bulan Januari-Maret 2023.

"Kalau kita bisa melampaui seperti sekarang, Indonesia jadi negara yang bisa menangani pandemi selama 12 (bulan) berturut-turut," ujarnya.

Untuk itu, Indonesia harus bisa menjaga level imunitas setinggi saat ini, yakni pada kisaran 98,5 persen masyarakat yang memiliki antibodi dengan 2.000 unit per mililiter berdasarkan hasil sero survei bulan Juli 2022.Tantangan menjaga level imunitas, lanjut Menkes, menjadi berbeda karena tingkat pelaksanaan vaksinasi yang sudah melandai dan rendahnya tingkat infeksi.

"Jadi kami diskusi dengan Bapak Presiden, nanti akhir tahun kita akan melakukan vaksinasi terutama bagi golongan yang imunitasnya rendah," kata Menkes.

Penentuan golongan penerima vaksinasi Covid-19 lanjutan tersebut nantinya akan didapatkan dari hasil sero survei yang bakal digelar pada November 2022.

"Daerah mana yang imunitasnya sudah turun, lalu orang mana yang berisiko tinggi. Nanti itu yang kita berikan vaksinasi agar bisa meningkatkan, mempersiapkan, memperbaiki kadar imunitas masyarakat tersebut," katanya.

"Insya Allah jika ada varian baru, mudah-mudahan tidak, pada bulan Februari-Maret (2023) imunitas populasi tetap tinggi. Idealnya sama seperti sekarang 98,5 persen ke atas sudah tetap memiliki imunitas di atas 2.000 unit per mililiter," ujar Menkes.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement