REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah akan kembali menggencarkan vaksinasi Covid-19 pada akhir 2022. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kembali imunitas masyarakat yang rendah guna menghadapi munculnya subvarian baru akibat gelombang BA.4 dan BA.5 yang tinggi di sejumlah negara lainnya.
“Sehingga tadi kita diskusi dan arahan Bapak Presiden, nanti rencananya di akhir tahun kita akan melakukan vaksinasi terutama diarahkan bagi golongan yang memang imunitasnya rendah,” kata Menkes Budi saat konferensi pers usai rapat terbatas evaluasi PPKM di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (23/8/2022).
Menkes menjelaskan, tantangan yang dihadapi saat ini adalah menurunnya level imunitas masyarakat serta tak adanya infeksi. Munculnya subvarian baru Covid-19 terjadi karena tingginya kasus konfirmasi harian akibat gelombang BA.4 dan BA.5 di beberapa negara seperti di Jepang, Amerika, dan juga Eropa.
Gelombang baru akibat subvarian baru tersebut diprediksi akan terjadi pada enam bulan ke depan, atau sekitar Januari hingga Maret 2023. Karena itu, Menkes meminta agar kemunculan varian baru tersebut dapat diantisipasi.
Kementerian Kesehatan pun akan kembali melakukan serosurvey pada November nanti untuk melihat daerah-daerah mana saja yang kadar imunitasnya mulai menurun, serta kelompok masyarakat mana saja yang berisiko tinggi terhadap penularan Covid-19. Daerah dan juga kelompok masyarakat yang berisiko tinggi tersebut yang akan diprioritaskan untuk mendapatkan vaksinasi.
“Nanti itu yang akan kita berikan vaksinasi agar bisa meningkatkan, mempersiapkan, memperbaiki kadar imunitas masyarakat populasi tersebut. Insya allah kalau nanti ada varian baru, mudah mudahan tidak, karena kita kan tugasnya mempersiapkan, kalau ada nanti varian baru di bulan Januari, Februari, Maret, imunitas populasi masyarakat Indonesia itu tetap tinggi,” jelasnya.
Untuk menghadapi gelombang baru Covid-19, Menkes mengatakan, idealnya 98,5 persen masyarakat sudah memiliki imunitas. Selain itu, Presiden Jokowi juga meminta agar vaksinasi juga dilakukan untuk anak-anak di bawah 6 tahun.
Menurut Budi, pemerintah saat ini tengah menjajaki vaksin yang akan diperuntukan bagi anak-anak di bawah usia 6 tahun. Selain itu, vaksinasi juga diberikan untuk kelompok lansia, kelompok masyarakat komorbid, dan juga masyarakat yang kadar imunitasnya sudah menurun atau sudah lebih dari enam bulan.
“Karena kita sudah tahu by name by address. Nanti akan kita segera berikan alternatif vaksin yang adanya agar bisa meningkatkan kadar imunitasnya, untuk menjaga level imunitas populasi Indonesia untuk menghadapi siap-siap di awal tahun depan kalau misalnya ada varian baru,” lanjut dia.