Selasa 23 Aug 2022 21:06 WIB

6 Protokol Kesehatan yang Dianjurkan WHO Hadapi Cacar Monyet

Indonesia melaporkan WNI yang terkonfirmasi cacar monyet

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Nashih Nashrullah
Seorang dokter menunjukkan luka di tangan pasien yang disebabkan oleh cacar monyet di rumah sakit Arzobispo Loayza di Lima, Peru (ilustrasi). Indonesia melaporkan WNI yang terkonfirmasi cacar monyet
Foto: AP Photo/Martin Mejia
Seorang dokter menunjukkan luka di tangan pasien yang disebabkan oleh cacar monyet di rumah sakit Arzobispo Loayza di Lima, Peru (ilustrasi). Indonesia melaporkan WNI yang terkonfirmasi cacar monyet

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ada tiga pertimbangan yang bisa dilakukan bila terkena cacar monyet atau monkeypox. Diketahui, kasus cacar monyet pertama Indonesia ini menjalani isolasi mandiri di rumah, tidak di rumah sakit.  

 

Baca Juga

"Sebenarnya setidaknya ada tiga pertimbangan apakah pasien perlu diisolasi di rumah sakit atau dapat di rumah saja, yaitu, pertama seberapa beratnya keluhan dan gejala yang dialami," ujar Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, Prof Tjandra Yoga Aditama, dalam keterangan yang diterima, Selasa (23/8/2022).

 

Kedua, apakah pasien memiliki keadaan kesehatan atau faktor risko yang memungkinkan penyakitnya menjadi lebih berat. Kemudian yang ketiga, apakah pasien memang dapat menjamin meminimalkan kemungkinan penularan ke orang lain kalau dia diisolasi di rumah.

 

"Kalau keputusan akhirnya adalah untuk dilakukan isolasi di rumah, seperti juga kasus pertama kita ini, maka WHO menganjurkan enam hal," tutur Tjandra.

 

Pertama, gunakan kamar mandi terpisah, atau bersihkan kamar mandi dan toilet setiap kali habis dipakai. Kedua adalah membersihkan benda-benda yang dipegang pasien dengan air dan sabun atau desinfektan.

 

"Disebutkan agar jangan gunakan alat penghisap (“vacuum”) untuk membersihkan, karena partikel virus malah dapat menyebar dan menimbulkan penularan," kata Tjandra.

 

Ketiga adalah menggunakan alat makan, handuk, seperai dan lainnya yang terpisah, jangan digunakan bersama orang sehat di rumah. Keempat, pasien baiknya mencuci sendiri pakaian, seperei, handuk, dan lain-lain yang dia gunakan.

 

"Mencucinya jangan terlalu banyak dikucek dan cuci dengan air hangat diatas 60 derajat Celsius. Kalau terpaksa yang mencuci adalah orang lain maka si pencuci dianjurkan harus memakai masker dan sarung tangan," terang Tjandra.

 

Kelima adalah membuka jendela kamar agar terjadi pertukan udara dengan baik. Terakhir, WHO menganjurkan semua orang di rumah untuk selalu mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer.

 

"WHO juga menyebutkan bahwa isolasi perlu dilakukan sampai seluruh kelainan kulit sudah lepas dan baik, serta lapisan kulit baru di bawahnya sudah mulai terbentuk," terang mantan Direktur WHO Asia Tenggara tersebut.

 

Kemenkes RI memastikan satu warga negara Indonesia terkonfirmasi menderita monkeypox. Pasien tersebut merupakan seorang laki-laki berusia 27 tahun, dengan riwayat perjalanan ke Belanda, Swiss, Belgia, dan Prancis sebelum tertular.

 

Berdasarkan penelusuran, pasien berpergian ke luar negeri antara 22 Juli hingga tiba kembali di Jakarta pada 8 Agustus 2022. Pasien mulai mengalami gejala awal monkeypox pada 11 Agustus 2022.

 

Setelah berkonsultasi ke beberapa fasilitas kesehatan, pasien masuk ke salah satu rumah sakit milik Kementerian Kesehatan pada 18 Agustus dan hasil test PCR pasien terkonfirmasi positif pada malam hari 19 Agustus.

 

“Saat ini pasien dalam keadaan baik, tidak sakit berat dan ada cacarnya atau ruam-ruamnya di muka, di telapak tangan dan kaki. Pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit, tapi cukup isolasi mandiri,” ungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, dr Mohammad Syahril, dalam keterangan pers (20/8/2022).

 

Konfirmasi kasus monkeypox pertama di Indonesia telah ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta bersama Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes untuk melakukan surveilans kepada masyarakat atau kontak erat dari pasien.

 

Sebagai bentuk kewaspadaan, tambah dr Syahril, Kemenkes sudah melakukan pemantauan intensif di seluruh pintu masuk Indonesia, baik dari udara, laut, maupun darat yang berhubungan langsung kepada negara-negara yang sudah melaporkan adanya kasus monkeypox. Sekitar 89 negara yang sudah melaporkan adanya kasus cacar monyet di negaranya.

 

Pemerintah juga sudah memberikan status kewaspadaan kepada seluruh maskapai penerbangan dan pelabuhan untuk bersama memberikan suatu kewaspadaan apabila ada penumpangnya yang mempunyai gejala cacar monyet.

 

Langkah berikutnya, ucap dr Syahril, pihaknya sudah memberikan sosialisasi dan edukasi kepada seluruh masyarakat, seluruh petugas kesehatan, dan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan untuk mewaspadai cacar monyet.

 

Syahril mengingatkan kepada seluruh masyarakat agar selalu melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan meningkatkan protokol kesehatan. “Protokol kesehatan ini bukan hanya untuk monkeypox saja tapi juga untuk seluruh penyakit menular,” kata dr Syahril.

 

Pemerintah telah memberikan pedoman kepada seluruh Dinas Kesehatan di Indonesia, seluruh rumah sakit, dan seluruh Puskesmas untuk memberikan perhatian yang lebih terhadap monkeypox.

Dia berharap jangan sampai ada petugas kesehatan di fasilitas kesehatan manapun yang tidak paham dengan cacar monyet, karena ini bagian dari kewaspadaan.    

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement