Cegah Banjir, Pemkot Malang Masifkan Pengerukan Sedimen Saluran
Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Satgas Drainase Kota Malang dan satu unit ekskavator diturunkan di Jalan Letjen S Parman guna mengangkut timbunan sedimen penghambat kinerja saluran sekunder. | Foto: Diskominfo Kota Malang
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Malang tengah memasifkan program pengerukan sedimen di sejumlah saluran. Program ini dilakukan dalam rangka mencegah banjir di wilayah setempat.
Terbaru, sejumlah anggota Satgas Drainase dan satu unit ekskavator diturunkan di Jalan Letjen S Parman. Lokasi tepatnya di sekitar 100 meter utara Hotel Atria, Purwantoro. Penurunan satgas dan ekskavator ini bertujuan mengangkut timbunan sedimen penghambat kinerja saluran sekunder.
Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang, Diah Ayu Kusumadewi mengatakan, saluran tersebut termasuk lokasi ke-13 yang tersentuh pengerukan saluran. Hal ini dilakukan sebagai bagian mitigasi bencana hidrometeorologi oleh Pemkot Malang melalui DPUPRPKP.
Pengangkutan sedimen dari saluran di Purwantoro ditargetkan rampung dalam tiga atau empat hari ke depan. Dari kegiatan ini setidaknya ada 50 sampai 100 meter sedimen berhasil dikeruk. "Dan harapan kami ini bisa mengurangi risiko genangan atau banjir di sekitar Jalan S Parman yang cukup sering terjadi pada waktu-waktu terdahulu," kata Diah di Kota Malang.
Perempuan berhijab yang secara definitif menjabat Asisten Perekonomian dan Pembangunan ini menambahkan, rata-rata lokasi yang digarap satgas sudah cukup lama tidak tersentuh penanganan. Salah satunya, yakni wilayah Purwantoro yang belum pernah dikeruk sebelumnya.
Sebab itu perkiraan sedimen di lokasi harus dinaikkan. Sebelumnya, Satgas Pemkot Malang telah merampungkan penanganan di saluran sekitar Jalan Tenaga. Pada kegiatan ini berhasil mengangkat lebih kurang 50 centimeter (cm) atau sekitar 90 meter kubik sedimen.
Adapun total sedimen dan sampah yang sudah dikeruk dari 13 lokasi lebih kurang 1.000 meter kubik dengan rata-rata kedalaman saluran yang berhasil dinormalisasi antara 80 sampai 130 cm.
Pada kesempatan terpisah, Wali Kota Sutiaji, menggarisbawahi upaya meningkatkan kinerja dalam mengurangi risiko bencana seperti banjir dan genangan memang memerlukan kesadaran bersama. Oleh karena itu, pihaknya merencanakan untuk menambah dua unit alat berat di P-APBD 2022.
Langkah ini bertujuan untuk mempercepat proses yang sekarang dilakukan DPUPRPKP. "Tetapi tentu butuh partisipasi masyarakat untuk tidak membuang sampah dan sedimen ke sungai yang menjadi sumber kehidupan kita," kata dia menambahkan.