REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berencana untuk pembangunan dan pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang baru. Hal ini dilaporkan surat kabar Nikkei, Rabu (24/8/2022).
Nikkei melaporkan Kishida berencana mengumumkan rencana barunya dalam konferensi Green Transformation (GX) yang digelar hari ini. Surat kabar itu tidak mencantumkan sumber dalam laporannya.
Pada awal bulan ini di Tokyo, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak negara-negara yang memiliki senjata nuklir mematuhi komitmen untuk tidak menggunakan senjata atom. Peringatan tentang perlombaan senjata nuklir kembali mencuat di tengah semakin memanasnya ketegangan internasional.
"Inilah saatnya meminta negara-negara dengan senjata nuklir untuk mematuhi komitmen pada prinsip tidak menjadi yang pertama menggunakannya dan tidak menggunakannya dan tidak mengancam negara-negara yang tak memiliki nuklir," kata Guterres dalam konferensi pers di Jepang, Senin (8/8/2022).
Hal ini ia sampaikan usai mengunjungi Hiroshima untuk memperingati korban bom nuklir 6 Agustus 1945.
"Saya kira siapa pun, siapa pun dapat menerima gagasan perang nuklir baru dapat terjadi. Ini akan menghancurkan planet, apa yang jelas siapa pun yang pertama yang menggunakannya tidak akan ada perang nuklir," kata Guterres.
Kekhawatiran bom atom meningkat di tengah ancaman serangan nuklir Rusia sejak perang di Ukraina di mulai Februari lalu. Pada Kamis (4/8/2022) lalu Moskow menembak Kota Zaporizhzhia, lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir di Ukraina. Saat ditanya tentang serangan tersebut.