Demi Indonesia Emas 2045, Generasi Muda Dinilai Harus Punya Ketahanan Ideologi  

Red: Fernan Rahadi

Pemuda (ilustrasi)
Pemuda (ilustrasi) | Foto: ugm.ac.id

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Bonus demografi yang besar akan dihadapi Indonesia dalam beberapa tahun mendatang. Oleh karena itu, demi tercapainya Indonesia Emas 2045. Oleh karena itu, menurut Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol R Ahmad Nurwahid, generasi muda Indonesia harus siap dalam menghadapi segala macam ancaman, termasuk ancaman terhadap paham paham yang bertentangan dengan ideologi Pancasila.  

"Indonesia emas 2045, di mana anak-anakku semua ini yang akan mewujudkannya. Dan program ini hanya bisa tercapai jika ketahanan nasional kita itu tangguh, kuat dan ulet. Oleh karena itu kalian semua nantimnya harus kuat menghadapi segala macam bentuk ancaman dari dalam maupun dari luar. Untuk itu yang diperlukan buat adik-adik sekarang ini adalah ketahanan ideologi," ungkap  Ahmad Nurwahidsaat membuka kegiatan Regenerasi Duta Damai Dunia Maya Provinsi Sulawesi Selatan, di Makassar, Selasa (23/8/2022) petang.

Lebih lanjut Nurwahid menjelaskan, ancaman yang dihadapi salah satunya adalah ancaman ideologi tertentu yang digunakan kelompok-kelompok tertentu demi tujuan politik mereka. Lebih lanjut mantan Kabagbanops Detasemen Khusus (Densus) 88/Ant Teror Polri ini menjelaskan, penyebaran ideologi ini ibarat seperti virus-virus. Di mana virus ini jika dibiarkan tentunya dapat menyebabkan perselisihan dalam masyarakat.

"Mereka menebar virus-virus fitnah ideologi, fitnah bagi agama, yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur agama. Mereka juga mengadu domba antar umat beragama, menimbulkan fobia terhadap umat beragama, yang mana kalau dibiarkan akan menimbulkan konflik," ungkapnya.

Oleh karena itu Nurwahid pun menekankan jiwa sebagai generasi muda harus tetap kuat dalam menahan segala macam tantangan ideologi, sehingga bisa terus berada di jalan tengah sehingga bisa menggapai impian Indonesia Emas di tahun 2045 mendatang.

"Kita harus kuat berada ditengah. Jangan terbawa ke kiri dan jangan juga terbawa ke kanan. Esensi baik ideologi kanan kita ambil, esensi ideologi kiri kita ambil. Kita ambil jalan tengah, itulah Pancasila," ujarnya.

Dirinya mengatakan  peran Duta Damai Dunia Maya yang diikuti generasi muda, pegiat media sosial sangat vital. Hal tersebut dikarenakan penyebaran ideologi yang dilakukan kelompok-kelompok itu sangat signifikan menggunakan media, terutama media sosial, sehingga perlu dilakukan kontra-kontra, baik itu kontra narasi, kontra propaganda, dan kontra ideologi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Pemuda Didorong Merawat Kebinekaan Lewat Kemah Nusantara

HUT ke-77 RI: Peranan Pemuda dalam Menuju Indonesia Emas 2045

Peneliti Ingatkan Regenerasi Petani Tentukan Kelangsungan Sektor Pertanian

Pesan Prof Rokhmin kepada Mahasiswa Unsulbar: Mahasiswa Harus Membaca Minimal 6 Jam Sehari

Generasi Muda Diajak Menggelorakan Cintai Produk Dalam Negeri

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark