Rabu 24 Aug 2022 13:18 WIB

 BPBD Kota Bogor Ajukan Alat Deteksi Bencana Tahun Depan

BPBD Kota Bogor akan melakukan survei di titik-titik rawan bencana di Kota Bogor.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus Yulianto
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memasang alat pendeteksi dini (early warning system) banjir.
Foto: Antara/Seno
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memasang alat pendeteksi dini (early warning system) banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor mengajukan alat deteksi banjir dan longsor pada anggaran 2023. Kemudian BPBD Kota Bogor akan melakukan survei di titik-titik rawan bencana di Kota Bogor.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor Teofilo Patrocinio Freitas mengatakan, pihaknya telah memetakan jika Kecamatan Bogor Selatan merupakan salah satu kecamatan dengan titik rawan longsor paling banyak. “Bogor selatan banyak (titik rawan longsor). Mulai Kelurahan Kertamaya, Batutulis, Genteng, Pamoyanan, Margajaya, Mulyaharja,” kata Theo, Rabu (24/8).

Adapun kejadian longsor dan banjir lumpur di Kampung Margabhakti, Kelurahan Kertamaya, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor pada Ahad (21/8) dikatakan Theo, bukan titik rawan longsor. Longsor terjadi akibat limpasan air dan luapan lumpur dari pembangunan cluster perumahan.

Dia mengatakan, setiap kelurahan yang rawan bencana minimal memiliki empat hingga lima alat deteksi dini bencana. Baik longsor maupun banjir.

Saat ini, kata dia, BPBD Kota Bogor merakit alat teknologi tepat guna. Dimana secara mekanik belum terhubung atau terkoneksi dengan internet.

“Jadi itu baru deteksi manual. Saat ada pergeseran tanah dia bergerak dan ada banjit dia berbunyi. Untuk mengingatkan warga. Yang bagus itu langsung terkonek ke internet. Jadi dilayar muncul lokasi kesana dan rute sampai kesana. Itu lebih mahal lagi,” ujarnya.

Camat Bogor Selatan, Hidayatullah, mengatakan, daerah yang dipimpinnya ini sering terjadi bencana alam baik banjir lintasan maupun tanah longsor. "Karena konturnya lereng, daerah kami sering kali bencana longsor. Tapi, kalau banjir itu hanya lintasan," kata Hidayatullah.

Hidayatullah mengatakan, titik-titik yang rawan di daerahnya ini hampir menyebar di setiap kelurahan. Namun, pihaknya sudah melakukan mitigasi dengan aparat setempat.

"Upaya asesment kami juga pastikan lurah ke warga yang memang tinggal dipinggir aliran sungai jurang segera mengevauasi diri ketika cuaca sedang tidak bagus," ujarnya.

Sebelumnya, BPBD Kota Bogor juga memasang alat pendeteksi longsor di Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Alat deteksi longsor tersebut terletak di RT 01/ RW 04.

Lurah Sempur, Dicky Pratama, tak memungkiri jika kontur di Kelurahan Sempur beragam. Ada pemukiman yang berdekatan dengan Tembok Penahan Tebing (TPT) Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung, dan ada pemukiman yang di bawah tebingan.

Dia menyebutkan, dua wilayah yang paling rawan terjadi longsor atau pergeseran tanah ialah RT 01/ RW 04 dan RT 04/ RT 01. Sehingga, alat tersebut diakuinya sangat dibutuhkan oleh warga.

“Ya memang sangat dibutuhkan. Karena kontur di Sempur banyak pemukiman di teningan. Jadi kami berharap tidak hanya di satu titik ini, tapi ini menjadi salah satu program Pemkot Bogor untuk menganggarkan alat deteksi bencana ini,” tutur Dicky.

Dia menjelaskan, kedua pemukimman tersebut persis berada di bawah tebingan. Dia pun khawatir jika ada pergerakan tanah, terutama ketika intensitas air sedang tinggi. Seperti sebelumnya pernah terjadi kejadian longsor meski tidak mengenai rumah. 

“Ini memang setiap musim oenghujan khawatir hal itu terjadi. Jadi apa yang sudah dilakukan BPBD tadi merupakan sebuah inovasi, saya sebagai aparatur wilayah samgat mengapresiasi apa yang sudah dilakukan untuk keamanan warga kami,” ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement