Rabu 24 Aug 2022 16:02 WIB

Riset: Muslim Amerika Berisiko Lima Kali Lipat Alami Pelecehan oleh Polisi

Komunitas Muslim dari Timur Tengah paling banyak jadi korban pelecehan oleh polisi.

Rep: Alkhaledi Kurnialam / Red: Agung Sasongko
Muslim Amerika
Muslim Amerika

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah studi oleh Rice University menunjukkan Muslim lima kali lebih mungkin mengalami pelecehan polisi karena agama mereka dibandingkan dengan agama lain. Terlebih bagi Muslim dewasa kulit hitam, Timur Tengah, Arab atau Afrika Utara.

Kelompok-kelompok mereka lebih mungkin berisiko dilecehkan dibandingkan Muslim yang diidentifikasi sebagai kulit putih, menurut penelitian yang diterbitkan dalam Society for Studi Masalah Sosial.

Baca Juga

“Perlu dicatat bahwa tingkat keseluruhan di antara orang dewasa AS diperkirakan 3,8 persen, sehingga individu Muslim sekitar lima kali lebih mungkin untuk mengatakan bahwa mereka telah dilecehkan oleh polisi karena agama mereka,” kata laporan itu dilansir dari Middle East Eye, Selasa (23/8/2022).

Data untuk penelitian ini berasal dari komponen survei Experiences with Religious Discrimination Study (ERDS) 2019, sebuah proyek yang meneliti pengalaman individu dengan permusuhan interpersonal, diskriminasi, dan viktimisasi karena agama mereka.

Hubungan antara komunitas Muslim dan polisi selalu tegang. Sementara masyarakat meminta perlindungan kepada polisi selama masa pelecehan, banyak Muslim juga tidak mempercayai polisi karena pengawasan pasca 9/11 yang dilakukan oleh polisi.

Pada bulan Juli, Arab American Action Network (AAAN) memperoleh 235 “Laporan Aktivitas Mencurigakan” (SAR) melalui Freedom of Information Act. Laporan tersebut dibuat antara 2016 dan 2020 oleh Departemen Kepolisian Chicago dan Kepolisian Negara Bagian Illinois.

Dalam laporan tersebut, mereka menemukan bahwa lebih dari 50 persen "tersangka" yang dilaporkan ke polisi, terutama karena melakukan hal-hal duniawi seperti mengirim pesan teks atau mengambil foto, digambarkan sebagai orang keturunan Arab di Chicago.

“Lingkungan geopolitik pasca-9/11 telah menciptakan hubungan yang tegang dengan penegak hukum bagi komunitas Muslim Amerika. Banyak Muslim Amerika takut pengawasan polisi yang disetujui negara melalui tindakan seperti pelacakan online, keamanan bandara, pemberhentian rutin, atau pemantauan di dalam ruang keagamaan, ”kata studi Universitas Rice.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement