Hadapi Kemarau, Pemkab Batang Petakan Wilayah Rawan Kekeringan
Red: Yusuf Assidiq
Musim kemarau. Ilustrasi | Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
REPUBLIKA.CO.ID, BATANG -- Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, mulai memetakan sejumlah wilayah yang dinilai rawan kekeringan akibat memasuki musim kemarau.
Penjabat Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki mengatakan, kondisi cuaca saat ini memang sulit diprediksi. Seperti halnya pada Agustus 2022 yang seharusnya sudah memasuki musim kemarau tetapi ada sejumlah wilayah masih turun hujan.
"Saat ini, ada sejumlah wilayah desa yang sudah mengalami kekeringan kategori berat sehingga kami perlu melakukan langkah antisipasi dengan menyiapkan air bersih," katanya.
Menurut dia, sejumlah wilayah yang sudah mengalami kekeringan sebagian besar di wilayah pantai utara (pantura) seperti Desa Jatisari, Kecamatan Subah.
Berdasar informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan sebagian daerah di Indonesia, termasuk Pulau Jawa, akan mencapai puncak musim kemarau pada September 2022.
Ia mengatakan, langkah antisipasi bencana kekeringan ini sangat penting karena potensi dampaknya adalah wilayah terdampak akan mengalami kekurangan air bersih, serta kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan rumah.
Adapun langkah antisipasi bencana yang harus dipersiapkan, kata dia, perlu memonitor di wilayah rawan kekeringan dengan berkoordinasi pada pihak kecamatan untuk memetakan kelangkaan air bersih.
"Kami minta pak Camat harus bersiaga kalau ada informasi (kekurangan air bersih) bisa langsung melapor kepada saya agar secepatnya mendapat penanganan," katanya.
Lani Dwi Rejeki mengatakan, pemkab sudah menyiapkan armada truk tangki dan berkoordinasi dengan Perusahaan Umum Daerah Air Minum Sendang Kamulyan untuk membantu pengadaan air bersih bagi wilayah yang mengalami kesulitan air bersih.
Sejumlah wilayah rawan kekeringan di Kabupaten Batang, antara lain Desa Wonomerto, Wonodadi, Pesalakan, dan Desa Tambahrejo, Kecamatan Bandar, kemudian Kemiri Barat dan Kemiri Timur, Jatisari (Kecamatan Subah), Desa Keteleng (Kecamatan Blado, serta Penundan (Kecamatan Banyuputih).
"Saya minta kepada seluruh pemangku kepentingan bersama-sama menemukan langkah strategis guna merespons dan mengatasi masalah kekeringan di daerah ini," ujar dia.