Rabu 24 Aug 2022 18:05 WIB

Pimpin Misi Dagang ke India, Mendag Bukukan Potensi Ekspor Miliaran Dolar AS

pelaku usaha dan eksportir Indonesia, serta asosiasi.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memimpin Delegasi Misi Dagang Indonesia ke New Dehli India dengan membawa 10 pelaku usaha dan eksportir Indonesia, serta asosiasi.
Foto: dok. istimewa
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memimpin Delegasi Misi Dagang Indonesia ke New Dehli India dengan membawa 10 pelaku usaha dan eksportir Indonesia, serta asosiasi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEWDELHI – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memimpin delegasi misi dagang Indonesia ke New Delhi, India dan berhasil membukukan potensi ekspor dengan nilai sebesar 3,2 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Pada misi dagang yang berlangsung Senin (22/8), Zulkifli Hasan membawa 10 pelaku usaha dan eksportir Indonesia, serta asosiasi. Kunjungan kerja Mendag ini merupakan misi dagang pertama Mendag Zulkifli Hasan ke luar negeri sejak menjabat 15 Juni 2022.

"Delegasi misi dagang Indonesia ke India berhasil membukukan potensi ekspor senilai 3,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp46,98 triliun. Pontensi ekspor ini diperoleh dari penandatanganan 22 kesepakatan kerja sama (MoU) antara pelaku usaha kedua negara," kata Mendag Zulkifli Hasan.

Baca Juga

Mendag Zulkifli Hasan menjelaskan, India dipilih sebagai kunjungan pertama ke luar negeri karena merupakan mitra dagang strategis RI. "Kedua negara memiliki hubungan sejarah yang panjang dan erat, sesama negara G20 dan ekonominya saling mengisi karena kita saling membutuhkan satu sama lain,” kata Zulkifli Hasan.

Mendag Zulkifli Hasan juga menjelaskan, penandatanganan sebanyak 22 MoU pada misi dagang tersebut meliputi produk-produk minyak kelapa sawit (CPO), olein, batu bara, furnitur, perkakas plastik, serta bubur kertas dan kertas dengan nilai total mencapai 3,2 miliar dolar AS. "Khusus produk kelapa sawit total komitmen yang menjadi kesepakatan sebanyak 2,6 juta ton atau senilai 3,16 miliar, dolar AS,” kata Mendag Zulkifli Hasan.

Turut menyaksikan penandatanganan MoU yaitu Duta Besar Republik Indonesia untuk India dan Bhutan Ina Hagniningtyas Khrisnamurti dan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi 

Sumedi Mendag Zulkifli Hasan menyampaikan optimismenya atas capaian misi dagang ini. “Ini merupakan hari yang bersejarah bagi kedua negara kita. Di tengah situasi penuh ketidakpastian dan tantangan ekonomi, Indonesia dan India terus memperkuat kemitraan yang strategis khususnya dalam kerja sama perdagangan. Semoga kemitraan yang saling menguntungkan antara pelaku usaha Indonesia dan India, semakin erat dan berkelanjutan,” kata Zulkifli Hasan.

Kementerian Perdagangan, lanjut Mendag Zulkifli Hasan, terus berkomitmen untuk mendorong ekspor nonmigas. “Kementerian Perdagangan dan tentunya melalui perwakilan perdagangan di luar negeri juga siap membantu para pelaku usaha untuk meningkatkan ekspor dan memperluas pasar ekspor,” ujar Mendag Zulkifli Hasan.

Sementara itu, para pelaku usaha yang turut berpartisipasi dalam misi dagang menyatakan, momen penjualan CPO ini sangat tepat mengingat Indonesia saat ini sedang berupaya mengembalikan pasar konsumen India, khususnya dalam memenuhi lonjakan permintaan kebutuhan minyak nabati menjelang Hari Raya Deepavali tanggal 24 Oktober 2022. India merupakan tujuan ekspor CPO kedua terbesar setelah Tiongkok, dengan nilai ekspor pada 2021 mencapai USD 3,4 miliar atau 25 persen dari total ekspor Indonesia ke India. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Kementerian Perdagangan, total perdagangan Indonesia dan India pada Januari--Juni 2022 tercatat sebesar 16,67 miliar dolar AS. Total ekspor nonmigas Indonesia ke India pada periode tersebut tercatat sebesar 15,3 miliar dolar AS atau meningkat 75 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar 8,7 miliar dolar AS.

Sementara itu, pada 2021 nilai perdagangan Indonesia dan India mencapai 19,8 miliar dolar AS dengan surplus bagi Indonesia sebesar USD 6,3 miliar. Ekspor nonmigas Indonesia ke India pada 2021 tercatat sebesar 13,11 miliar dolar AS.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement