REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pada gelaran Muharam UKM Terbaik Zilenial Festival atau Mumtaz Fest 2022 di GOR Saparua Kota Bandung pada Selasa-Rabu (23-24/8/2022) digelar juga vaksinasi rabies untuk kucing. Masyarakat pun antusias membawa kucing mereka untuk divaksin rabies.
Selama pameran, setiap hari petugas memvaksin ratusan kucing di salah satu stand Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan. Berdasarkan pantauan, sejak festival ini digelar, stand tersebut tidak pernah sepi pengunjung. Rata-rata pengunjung adalah mereka yang sengaja akan memvaksin kucing kesayangannya.
Menurut Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, pihaknya sengaja memberi pelayanan vaksinasi secara gratis untuk bagi warga yang memiliki kucing. Dengan vaksinasi ini diharapkan kucing-kucing yang ada di Jabar sehat.
"Jangan menzalimi kucing. Sebab kucing adalah hewan yang dicintai Rasulullah. Selain itu, ada beberapa kelebihan kucing. Yakni, bisa mendeteksi gempa bumi. Sepertinya kaki kucing bisa menjadi sensor jika ada gempa," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.
Kedua, kata dia, kucing bisa menyeleksi orang sakit. "Jadi, orang yang digembrong kucing berarti harus diberi pertolongan," katanya.
Ketiga, kata Emil, kucing juga bisa mendeteksi dunia gaib. "Jadi, sayangilah kucing. Makanya, tidak hanya manusia yang divaksin, kucing juga kita vaksin," kata Emil.
Sementara menurut Kepala Rumah Sakit Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jabar, Yoni Darmawan Sugiri, vaksin yang diberikan adalah vaksinasi rabies bagi hewan penular rabies di antaranya kucing. Vaksin ini gratis karena disubsidi oleh pemerintah.
"Di hari pertama, jumlah kucing yang divaksin rabies sekitar 180 ekor. Vaksin yang disediakan memang untuk sekitar sekitar 200 ekor per satu. Untuk Rabu juga kita sediakan sekitar 200 dosis vaksin," kata Yoni.
Bagi yang tidak bisa datang saat pameran, kata dia, warga bisa melakukan vaksinasi rabies di RS Hewan di Cikole di Lembang. Disarankan vaksinasi untuk hewan ini minimal satu tahun satu kali.
"Tapi kita lihat juga faktor risikonya, kalau misalnya anjing dan kucing ini ada di lingkungan tertutup dan jarang kontak dengan yang lain, artinya enggak ke luar rumah, satu kali saja sudah aman," katanya.
Menurutnya, kasus rabies di Jawa Barat sudah 3 tahun terakhir belum ada laporan yang positif. Namun, statusnya ini masih belum bebas dari rabies. Sebab ada syaratnya dari Kementerian Pertanian untuk menyatakan bahwa suatu Kabupaten atau suatu provinsi ini bebas dari rabies.
"Kalau nggak salah itu ada tiga tahun berturut-turut tidak pernah ada kasus yang positif. Setelah itu akan dicek kembali apakah benar-benar tidak ada kasusw. Kalau tidak ada kasus bisa dinyatakan oleh keputusan Dirjen Peternakan Kesehatan Hewan atau Menteri Pertanian bahwa suatu daerah itu sudah bebas dari rabies," paparnya.