REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Aparat kepolisian telah menetapkan sopir angkot yang menabrak kerumunan siswa di Jalan Raya Rancasalak, Desa Mandalasari, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, sebagai tersangka. Penetapan itu dilakukan atas dasar dua alat bukti yang telah ditemukan.
Kepala Unit Penegakan Hukum (Gakkum), Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Garut, Inspektur Satu (Iptu) Priyo Sumbodo, mengatakan sopir angkutan kota (angkot) yang berinisial J (32 tahun) sebagai tersangka dalam kecelakaan yang terjadi pada Selasa (23/8/2022) itu. Polisi juga telah mengeluarkan surat perintah penahanan untuk penyidikan.
"Kemarin sudah kami laksanakan gelar (perkara) awal untuk menaikkan status pengemudi dari saksi menjadi tersangka, dengan dua alat bukti yang cukup," kata dia saat dikonfirmasi Republika, Rabu (24/8/2022).
Ihwal adanya informasi bahwa sopir itu dalam keadaan mabuk saat mengemudikan angkot, Priyo menjelaskan, pihaknya telah melakukan tes urine kepada yang bersangkutan. Namun, tidak ditemukan adanya pengaruh alkohol atau narkoba kepada sopir tersebut.
Menurut dia, saat ini polisi masih terus melakukan pendalaman untuk memastikan penyebab terjadinya kecelakaan. Sebab, terdapat tiga faktor utama yang biasanya menyebabkan kejadian kecelakaan, yaitu faktor manusia, kendaraan, dan jalan.
"Kami masih dalami apakah ada fakta kelalaian yang lain. Tim saat ini diestafet, pagi ini sudah naik tersangka, besok akan koordinasi dengan dinas peerhubungan untuk memeriksa kelaikan jalan kendaraan," ujar dia.
Sebelumnya, kerumunan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Mandalasari dilaporkan tertabrak sebuah angkot yang melintas di jalan itu. Akibat kecelakaan itu, satu orang siswa dilaporkan meninggal dunia dan enam siswa lainnya luka-luka.
Korban yang meninggal dunia akibat kecelakaan itu disebut sudah langsung diberikan santunan oleh Jasa Raharja. Sementara biaya perawatan untuk korban luka juga akan ditanggung oleh Jasa Raharja.
Priyo belum mau menjelaskan secara detail terkait kronologi kejadian kecelakaan tersebut. Kepastian kronologi dan penyebab kecelakaan akan dijelaskan saat penyidikan selesai. "Kami tidak mau berspekulasi. Fakta bukti alat petunjuk sudah didapatkan, sehingga sopir sudah jadi tersangka. Namun, penyidik masih mencari fakta lain," ujar dia.
Sementara itu, Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, telah mengunjungi langsung para korban Kec itu saat dirawat di RSUD dr Slamet Kabupaten Garut. Ia mengaku turut belasungkawa terhadap keluarga atas meninggalnya salah seorang siswi. Ia juga memohon doa kepada masyarakat agar siswa lain yang menjadi korban bisa cepat sembuh dan keluar dari kritisnya.
"Kami akan tangani maksimal. Saya sudah tadi ketemu sama dokternya, ketemu sama perawat, insyaallah mereka sangat sigap bagaimana caranya agar ini betul-betul bisa tertolong," kata dia, Selasa malam.
Helmi mengatakan, musibah itu harus dijadikan sebuah pelajaran bagi semua pihak. Ia tak ingin kejadian serupa dapat terulang lagi di masa yang akan datang. Karena itu, ia menginstruksikan setiap sekolah agar mengawasi para siswanya untuk tidak melakukan aktivitas di pinggir jalan termasuk untuk jajan.
"Saya nanti operasilah. Dinas pendidikan saya minta didata dan semua diberikan instruksi kepada sekolah-sekolah untuk tidak membiarkan anak-anak jajan ataupun ada aktivitas yang di pinggir jalan," kata dia.
Ia menilai, kejadian itu harus menjadi pelajaran bagi semua pihak. Dinas terkait harus memiliki data sekolah-sekolah yang ada di pinggir jalan. "Jangan sampai ada jajan masuk ke wilayah jalan. Jadi saya minta nanti sekolah itu harus menyiapkan kantin, bisa kerja sama dengan pedagang-pedagang itu yang ada (di luar untuk) masuk ke dalam," kata dia.
Ia menambahkan, pihak SDN 1 Mandalasari sudah mengupayakan pengaman di sekitar sekolah. Salah satunya dengan menyediakan zebra cross hingga cone jalan. "Tapi kan kadang-kadang dalam keadaan yang tidak biasa. Kadang-kadang kan ada pengemudi yang katakanlah entah ngantuk atau apalah gitu, nah makanya ini harus dicegah jangan sampai terjadi lagi," kata dia.
Berdasarkan laporan sementara, kecelakaan itu mengakibatkan seorang siswi meninggal dunia dan enam orang lainnya mengalami luka-luka. Sebagian dari korban luka bahkan harus mendapatkan perawatan lebih lanjut oleh tim medis.