REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Warga Ukraina merayakan Hari Kemerdekaan ke-31 tahun dengan keheningan dan ketakutan serangan baru Rusia. Sebuah sirene serangan udara merobek ketenangan yang menakutkan di Kiev pada Rabu (24/8/2022) pagi.
Pemerintah Ukraina telah mengeluarkan peringatan bahwa Rusia dapat meluncurkan serangan baru di kota-kota besar. Kiev telah memberikan ultimatum kepada Moskow jika mereka melakukan serangan.
Hari Kemerdekaan Ukraina menjadi hari libur nasional. Biasanya perayaan hari kemerdekaan ditandai dengan parade militer. Tetapi tahun ini, pemerintah Ukraina melarang acara publik dan perayaan hari kemerdekaan besar-besaran karena khawatir dengan serangan Rusia. Larangan ini menyebabkan jalan-jalan di Ibu Kota Kiev, dan kota besar lainnya di Ukraina tampak sepi dari biasanya.
"Saya berharap (perang) akan berakhir tahun ini, jadi kita bisa bersenang-senang di musim semi berikutnya. Saya ingin kita mendapatkan lebih banyak bantuan, sehingga bisa berakhir lebih cepat dan kita bisa mulai menjalani kehidupan bahagia yang kita miliki sebelum perang," kata seorang warga Kiev, Anna Husieva.
Tahun lalu, banyak orang berkumpul di Kyiv untuk menonton parade militer yang menandai peringatan 30 tahun kemerdekaan Ukraina. Tapi tahun ini, hanya sejumlah kecil penduduk yang berkumpul di alun-alun pusat Kiev, di mana tank Rusia yang hancur dan artileri dipajang selama akhir pekan. Lagu kebangsaan Ukraina diputar setiap hari pada pukul 7 pagi.
“Saya tidak bisa tidur di malam hari karena apa yang saya lihat dan dengar tentang apa yang sedang dilakukan di Ukraina,” kata seorang pensiunan yang hanya mengidentifikasi dirinya dengan nama depannya, Tetyana, suaranya bergetar karena emosi.
“Ini bukan perang. Ini adalah kehancuran rakyat Ukraina,” katanya.
Para warga mengambil foto di dekat bangkai tank Rusia dan makan cotton candy atau permen kapas berwarna kuning dan biru yang merupakan warna bendera nasional Ukraina. Penduduk berbicara tentang kesedihan mereka atas perang yang telah berjalan selama enam bulan. Perang ini menewaskan ribuan orang, meratakan seluruh kota, dan memaksa jutaan orang mengungsi.
Sejumlah wilayah Ukraina telah diduduki oleh Rusia. Ada kekhawatiran bahwa musim dingin tahun ini akan menjadi yang terburuk sejak 1991. Kekurangan gas alam dan batu bara dapat mengancam pasokan listrik hingga pemanas di rumah-rumah.
Warga Ukraina lainnya, Yevhen Pamararchuk, mengatakan, perang telah mempersatukan seluruh rakyat Ukraina. Menurutnya, Ukraina kerap menghadapi ketegangan internal. Namun pencaplokan Krimea pada 2014 dan invasi pada 24 Februari oleh Rusia, telah membuat warga Ukraina lebih bersatu.
"Mungkin tidak ada yang melakukan banyak hal untuk menyatukan warga Ukraina seperti (Presiden Rusia Vladimir) Putin. Kami selalu memiliki beberapa ketegangan internal di negara ini, tetapi sejak 2014 dan terutama sejak Februari, kami bersatu lebih erat dari sebelumnya," ujar Pamararchuk.
Pamararchuk menanti keberhasilan militer Ukraina untuk mengalahkan Rusia dan merebut kembali wilayah yang telah diduduki. Pasokan persenjataan canggih dari Barat dapat memberikan keuntungan bagi Ukraina untuk menyerang Rusia.
"Orang-orang lelah dengan perang, tetapi mereka optimis. Ini membantu kami mendapatkan senjata dari Barat. Semua orang menunggu keberhasilan besar pertama militer kami," kata Pamararchuk.
Palamarchuk menilai, ancaman dari Rusia pada pekan ini sebagai hal yang serius. Namun menurutnya Putin tidak memiliki lebih banyak pilihan untuk meningkatkan serangannya di Ukraina, kecuali dengan menggunakan eskalasi radikal dan penggunaan senjata nuklir.
"Pada titik ini, kami yang tinggal di Ukraina selalu berada dalam bahaya terkena roket," kata Pamararchuk.
Hari Kemerdekaan adalah salah satu hari libur nasional yang paling penting di Ukraina. Mayoritas warga Ukraina memberikan suara untuk mendukung kemerdekaan dari Uni Soviet yang didominasi Rusia dalam sebuah referendum pada Agustus 1991.