Rabu 24 Aug 2022 21:17 WIB

Cara Mengetahui Anda Sedang Berhadapan dengan Pembohong

Ada 2 jenis pembohong 'produktif' yakni pembohong kompulsif dan pembohong patologis.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Cara mengetahui Anda sedang berhadapan dengan pembohong. (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Cara mengetahui Anda sedang berhadapan dengan pembohong. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan sebuah studi yang dilakukanpara peneliti dari Universitas Oakland, Alabama, dan Wisconsin-La Crosse pada 2021, menemukan kebanyakan orang mengatakan nol hingga dua kebohongan setiap hari. Sekitar 88 persen kebohongan yang dianalisis diklasifikasikan sebagai kebohongan putih kecil, seperti mengatakan bahwa Anda menyukai hadiah yang sebenarnya Anda tidak suka.

Sisanya, dicirikan sebagai kebohongan besar. Berbohong bisa menjadi masalah jika dilakukan terus-menerus. Sebuah artikel MedicineNet menyatakan, umumnya ada dua jenis pembohong yang "produktif" yakni pembohong kompulsif (yang berbohong karena kebiasaan dan sering kali tanpa tujuan nyata) dan pembohong patologis (yang berbohong tanpa henti untuk mendapatkan apa yang diinginkannya).

Baca Juga

Pembohong kompulsif membengkokkan kebenaran tentang segala hal. Bagi mereka, kebenaran itu canggung dan tidak nyaman, sementara berbohong membuat mereka merasa nyaman.

Perilaku semacam itu biasanya berkembang sejak tahap awal masa kanak-kanak, dan dapat disebabkan karena ditempatkan di lingkungan di mana berbohong diperlukan dan rutin. Pembohong kompulsif tidak terlalu manipulatif dan cukup mudah dideteksi karena cerita mereka cenderung berubah-ubah.

Sementara itu, pembohong patologis diduga berasal dari sejak seseorang berusia dini. Kebohongan yang diceritakan oleh pembohong patologis biasanya berorientasi pada tujuan, dan orang-orang ini biasanya terlihat manipulatif dan licik. Mereka lebih sulit "ditangkap" karena sering berbohong dan terkadang memercayai cerita mereka sendiri.

Psikolog dan penulis Dr. Chloe's 10 Commandments of Dating, Chloe Carmichael mengatakan, tidak ada formula yang akan mendeteksi setiap pembohong patologis. Namun Anda dapat memperhatikan cerita mereka dan melihat apakah apa yang mereka katakan sekarang cocok dengan apa yang mereka katakan sebelumnya.

"Sebagai contohnya, mungkin seseorang harus membatalkan rencana, karena mereka harus bekerja lembur, Anda mengerti. Kemudian mungkin jika itu terjadi lagi, kali ini, karena ibu mereka sakit, Anda mengerti. Namun kemudian jika itu yang ketiga kali, baik ketiga kalinya berturut-turut, atau dalam jarak yang sangat, sangat, sangat dekat," ujarnya seperti dilansir laman Newsweek, Rabu (24/8/2022).

Seorang psikolog di New York City, Claudi Diez, mengatakan tanda-tanda lain dari pembohong patologis adalah inkonsistensi dalam cerita, ketidakmampuan untuk memverifikasi cerita lucu, anekdot yang membesarkan diri, dan orang yang menolak untuk membiarkan Anda masuk terlalu dekat. Anda tidak bertemu teman atau keluarga mereka, Anda tidak bepergian bersama, Anda berbagi sedikit hal, dan Anda tidak tahu di mana mereka paling sering berada.

Diez mengatakan, Anda seharusnya tidak mengharapkan pembohong patologis untuk mengaku, karena itu mengalahkan tujuan mereka untuk berbohong. Sebaliknya, Anda harus mempercayai intuisi Anda dan berusaha untuk memverifikasi atau (membantah) pernyataan meragukan yang Anda dengar, terlepas dari pernyataan mereka.

"Cobalah untuk mencari kebenaran, tidak apa-apa menjadi sedikit tertutup dan hadapi mereka ketika Anda menemukannya. Reaksi mereka terhadap Anda akan menampakkan jutaan hal tentang karakter mereka," ujarnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement