Kamis 25 Aug 2022 03:33 WIB

Otomatisasi Industri Perlu Perhatikan Aspek Berkelanjutan

Sektor industri perlu mengevaluasi peta jalan tansformasi digital.

Rep: Ronggo Astungkoro / Red: Satria K Yudha
Ilustrasi Industri 4.0
Foto: pixabay
Ilustrasi Industri 4.0

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Schneider Electric dalam acara pembukaan Indonesia 4.0 Conference & Expo 2022 menyerukan industri masa depan untuk menciptakan bisnis yang lebih eko-efisien, gesit, dan tangguh. Hal itu bisa dilakukan melalui penerapan otomatisasi industri yang terbuka, kolaboratif, dan berpusat pada perangkat lunak. 

“Di tengah adaptasi terhadap adopsi teknologi dan dalam usaha mempertahankan kelangsungan bisnis pascapandemi, sektor industri juga mengemban misi global untuk menekan emisi karbon dan mencapai target emisi nol bersih," ujar Business Vice President Industrial Automation Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, Martin Setiawan, di Jakarta, Rabu (24/8/2022).

Untuk mewujudkan hal itu, kata dia, sektor industri perlu mengevaluasi peta jalan tansformasi digitalnya agar lebih tepat dan efektif dalam mendukung terciptanya pabrik yang pintar dan berkelanjutan. Pihaknya percaya penerapan perangkat lunak berlandaskan sejumlah hal itu dapat mengakselerasi dan mewujudkan potensi penuh dari revolusi industri 4.0 untuk keberlanjutan bisnis dan bumi.

"Berlandaskan otomatisasi universal, penguatan keamanan siber, dukungan SDM digital terlatih, dan ekosistem kemitraan yang kolaboratif, menjadi aspek sangat penting dalam mengakselerasi dan mewujudkan potensi penuh dari revolusi industri 4.0 untuk keberlanjutan bisnis dan bumi," kata dia.

Menurut dia, pabriknya di Batam dan Cikarang menjadi bukti nyata transformasi pabrik pintar dan berkelanjutan. Bahkan, kata dia, pabriknya di Cikarang juga telah menerapkan pemanfaatan panel surya sebagai sumber energi bersih dan telah berhasil mengurangi emisi karbon hingga 181 ton CO2 per tahun atau setara dengan menanam 900 pohon per tahun.

Otomatisasi universal ia sebut dapat menghilangkan hambatan yang selama ini sering kali terjadi akibat perbedaan standardisasi sistem dari teknologi yang digunakan. Itu mempermudah pelaku industri untuk merancang sistem arsitektur yang terbuka, kemudahan terintegrasi secara horizontal (OT) dan vertikal (IT), serta flexibilitas dalam melakukan ekspansi produksi di masa yang akan datang.

Otomatisasi universal berdasarkan standar IEC61499 memungkinkan fasilitas produksi manufaktur dan proses industri dengan cepat berkomunikasi satu sama lain dan diprogram ulang oleh para insinyur sesuai kebutuhan, bahkan dari jarak jauh. Penerapan otomatisasi universal juga berpotensi untuk melakukan pemeliharaan secara lebih proaktif dan prediktif.

"Sehingga dapat meningkatkan efisiensi sekitar 8-12 persen dibandingkan pemeliharaan preventif dan hingga 40 persen dibandingkan pemeliharaan reaktif," kata dia.

Prinsip otomatisasi universal dengan standar IEC61499 telah pihaknya adopsi dalam mengembangkan solusi otomasi industri, yaitu EcoStruxure Automation Expert yang akan ditampilkan pertama kali pada Indonesia 4.0 Conference & Expo. Menurut dia, EcoStruxure Automation Expert memiliki keunggulan meningkatkan efisiensi teknik dan operasional industri hingga 100 persen dan siap untuk teknologi industri di masa depan.

“Tujuan akhirnya adalah untuk membangun industri masa depan yang pintar dan juga sustainable. Inilah misi kami di Schneider Electric dan kami siap menjadi mitra strategis bagi pemerintah, pelaku industri, mitra teknologi, integrator sistem dan lainnya untuk mewujudkan hal ini," tutur dia.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement