Kamis 25 Aug 2022 08:43 WIB

Unair Terapkan Sejumlah Strategi Cegah Suap Penerimaan Mahasiswa Baru

Unair menjadikan akademik sebagai indikator utama dalam seleksi mahasiswa baru

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nur Aini
Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Rektor Universitas Airlangga (Unair) Mohammad Nasih menyatakan pihaknya memiliki sejumlah strategi untuk mencegah terjadinya suap dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru, khususnya pada jalur mandiri.
Foto: Ist
Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Rektor Universitas Airlangga (Unair) Mohammad Nasih menyatakan pihaknya memiliki sejumlah strategi untuk mencegah terjadinya suap dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru, khususnya pada jalur mandiri.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Rektor Universitas Airlangga (Unair) Mohammad Nasih menyatakan pihaknya memiliki sejumlah strategi untuk mencegah terjadinya suap dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru, khususnya pada jalur mandiri. Nasih menyatakan, dalam melakukan seleksi mahasiswa baru, Unair menjadikan akademik atau nilai peserta sebagai indikator utama dalam proses seleksi mahasiswa baru pada jalur mandiri.

"Bukan karena sumbangannya banyak, tetapi karena memang nilai akademiknya layak untuk dapat diterima," kata Nasih, Kamis (25/8/2022).

Baca Juga

Nasih memastikan, proses penetapan mahasiswa baru juga dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak. Seperti dekan fakultas, badan penjaminan mutu (BPM), maupun badan pengawas internal (BPI). Nasih mengaku, paguyuban rektor selalu mengevaluasi sistem penerimaan mahasiswa jalur mandiri yang diterapkan.

Nasih melanjutkan, Unair memiliki sejumlah strategi dalam melakukan penerimaan mahasiswa baru. Pertama, sosialisasi melalui website dan juga media sosial universitas. Pada tahap sosialisasi, diumumkan tidak ada pembayaran yang sah selain yang tertera di Peraturan Rektor, yaitu Uang Kuliah Awal (UKA) dan Uang Kuliah Tunggal (UKT).

"Segala transaksi keuangan tidak masuk dalam rekening pribadi, melainkan melalui rekening universitas," ujarnya.

Nasih melanjutkan, strategi kedua adalah sayembara. Dimana setiap tahun Unair menyelenggarakan sayembara berkaitan dengan oknum-oknum yang mengaku dapat memasukkan putra putrinya masuk Unair melalui jalur tertentu.

"Jika ada oknum yang mengaku dari Unair memberikan iming-iming tertentu, masyarakat bisa melaporkan ke kami, maka pelapor itu bisa dapat hadiah dari kami," kata Nasih.

Strategi ketiga, kata Nasih, peniadaan kunjungan maupun tamu tanpa tujuan spesifik. Nasih menegaskan, menjelang penerimaan mahasiswa baru, pihaknya seringkali mendapat kunjungan yang tidak spesifik tujuannya. Namun ia menegaskan tidak menerima tamu-tamu yang tidak jelas yang ingin ketemu rektor maupun pimpinan unibersitas lainnua.

"Kami tidak akan temui. Ini untuk menghindari kurupsi, kolusi, dan nepotisme," ujarnya.

Nasih mangatakan, Unair juga menggunakan nilai ujian tulis berbasis komputer (UTBK) sebagai seleksi resmi dari pemerintah pusat dalam seleksi mandiri. Menurut Nasih, strategi itu untuk mereduksi oknum-oknum tertentu yang bermaksud melakukan kecurangan.

Untuk menghindari kolusi, Unair juga membentuk badan khusus bernama Pusat Pengelola Dana Sosial. Pembentukan PUSPAS untuk menghindari pihak-pihak yang ingin memberikan sumbangan atas nama pribadi. Intinya, kata dia, Unair mengembangkan sistem di mana seluruh penerimaan tidak masuk rekening pribadi.

"Bagi orang yang ingin menyumbang, kami tampung dalam mekanisme PUSPAS. Itu juga diaudit. Semua transparan," kata Nasih.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement