Kamis 25 Aug 2022 13:26 WIB

Pascaakuisisi Linknet, XL Axiata Fokus Kurangi Utang

Tercatat, utang kotor XL Axiata meningkat 26 persen yoy menjadi Rp 13,24 triliun.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Petugas XL Center menggunakan pelindung wajah dan masker saat melayani pengunjung di Jakarta (ilustrasi). PT XL Axiata Tbk (EXCL) terus berupaya untuk melakukan pengurangan utang. Tercatat, utang kotor Perseroan meningkat 26 persen yoy menjadi Rp 13,24 triliun.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Petugas XL Center menggunakan pelindung wajah dan masker saat melayani pengunjung di Jakarta (ilustrasi). PT XL Axiata Tbk (EXCL) terus berupaya untuk melakukan pengurangan utang. Tercatat, utang kotor Perseroan meningkat 26 persen yoy menjadi Rp 13,24 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT XL Axiata Tbk (EXCL) terus berupaya untuk melakukan pengurangan utang. Presiden Direktur dan CEO XL Axiata Dian Siswarini mengungkapkan, posisi keuangan XL Axiata saat ini cukup sehat dengan mampu menjaga posisi neraca tetap terkendali pascaakuisisi saham Linknet. 

Tercatat, utang kotor Perseroan meningkat 26 persen yoy menjadi Rp 13,24 triliun, dengan angka gearing ratio net debt to EBITDA (termasuk finance lease) sebesar 2,8x. Utang bersih meningkat 39 persen yoy menjadi Rp 11,23 triliun. 

Baca Juga

"Untuk itu, XL Axiata berfokus untuk melakukan pengurangan utang ke depannya," kata Presiden Direktur dan CEO XL Axiata Dian Siswarini, dalam keterangan resminya dikutip pada Kamis (25/8/2022). 

Menurut Dian, XL Axiata tidak memiliki utang berdenominasi dolar AS. Sebesar 86 persen dari pinjaman yang ada saat ini berbunga mengambang (floating) dan pembayarannya masih dapat dikelola hingga dua tahun ke depan. Sementara Free Cash Flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat dengan meningkat sebesar 62,8 persen ke angka Rp 3,12 triliun.

Untuk membiayai pembangunan jaringan dan mendorong pertumbuhan pendapatan, nilai commited capex meningkat 37,4 persen yoy menjadi Rp 6,8 triliun pada paruh pertama 2022. Pada tahaun ini, XL Axiata rencananya tetap akan mengalokasikan belanja modal dengan nilai relatif sama dengan tahun lalu sekitar Rp 9 triliiun.

XL Axiata melihat sejumlah peluang positif di Industri Telekomunikasi Indonesia di tahun 2022 yang bisa dimanfaatkan untuk dapat meningkatkan performa ke depan. Peluang-peluang tersebut yakni pelonggaran bagi masyarakat untuk melakukan perjalanan. Hal ini akan mendorong mobilitas masyarakat yang akan meningkatkan perekonomian.

Peluang lainnya yaitu meningkatnya permintaan yang kuat oleh masyarakat pada layanan digital guna mendukung gaya hidup hybrid, termasuk untuk bekerja, hiburan, dan rekreasi. Terakhir, meningkatnya minat masyarakat pada layanan yang simpel, seperti solusi all in one yang mengkombinasikan beberapa produk dalam satu paket. 

Pada semester I 2022, total jumlah pelanggan XL Axiata meningkat menjadi 57,23 juta, dengan jumlah pelanggan layanan prabayar sebanyak 55,8 juta. Pelanggan 4G mencapai 90,9 persen, meningkat 6 persen yoy. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement