Kamis 25 Aug 2022 16:39 WIB

Pribadi Memesona

Untuk membentuk pribadi mempesona, ada tiga "ahsan" yang harus dimiliki.

Pesantren Ramadhan, Membentuk Disiplin Ibadah dan Berakhlakul Karimah.  Akhlakul karimah merupakan salah satu dari tiga ahsan yang harus dimiliki oleh seorang Muslim untuk membentuk proibadi yang mempesona.
Foto: Yasin Habibi/Republika
Pesantren Ramadhan, Membentuk Disiplin Ibadah dan Berakhlakul Karimah. Akhlakul karimah merupakan salah satu dari tiga ahsan yang harus dimiliki oleh seorang Muslim untuk membentuk proibadi yang mempesona.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Muhammad Choirin

Sebagai makhluk Allah, manusia merupakan ciptaan Allah yang paling sempurna. Jika dibandingkan dengan makhluk lain, manusia memiliki keunggulan dalam segala aspeknya; baik dilihat dari dimensi penciptaan (al-khalqu) maupun  dimensi karakter (al-khulqu). 

Terkait penciptaan manusia ini, Alquran menyebut dengan istilah ahsani taqwim yang berarti bentuk yang sebaik-baiknya. (QS Al-Thin/95: 4).  Sulaiman al-Asyqar dalam kitab Zubdah al-Tafsir min Fath al-Qadir menjelaskan secara perinci terkait hal ini: “Allah menciptakannya dengan tubuh yang tegak, sehingga dapat memakan makanannnya dengan tangan; dan Allah menciptakannya dengan kemampuan memahami, berbicara, mengatur, dan berbuat bijak, sehingga memungkinkannya menjadi khalifah di muka bumi sebagaimana yang Allah kehendaki.”

Kata ahsan secara bahasa memang memiliki makna yang lebih tinggi tingkatannya dibanding dengan kata khair, jamil, thayyib dan kata lain yang semakna dengannya. Untuk membentuk pribadi mempesona, terdapat tiga ahsan yang harus dimiliki. 

Pertama, Ahsanu qawlan. Syarat utama pribadi memesona adalah ucapan dan perkataan yang baik. Atas alasan ini, seseorang harus menjaga perkataan agar senantiasa jujur, tidak mencela, tidak menghina dan lainnya. Selain itu, perkataan yang baik adalah perkataan yang disampaikan dalam situasi yang tepat dan di hadapan orang yang tepat. Dalam bahasa dakwah hal ini disebut dengan hikmah kebijaksanaan. (al-Baqarah/2: 269, al-Nahl/16: 125) Bahkan al-Qur’an menyebut ucapan yang paling baik adalah dakwah kepada Allah. (Fussilat/41: 33)

Kedua, Ahsanu amalan. Perbuatan adalah manisfestasi perkataan. Secara lebih prinsip, penciptaan manusia di atas muka bumi ini dalam rangka penilaian atas perbuatan manusia. Allah SWT berfirman: “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.” (al-Mulk/67: 2)

Bahkan penilaiannya bukan pada banyaknya perbuatan (aktsaru amalan), tetapi bagusnya perbuatan (ahsanu amalan). (Ibnu Katsir; 4/177) Menurut Fudhail bin Iyyad, ukuran Ahsanu amalan adalah yang paling ikhlas (akhlasuhu) dan yang paling benar (aswabuhu). Pribadi yang mempesona adalah yang senantiasa ikhlas dan sesuai dengan panduan syariat dalam beramal.

Ketiga, Ahsanu khuluqan. Etika, moral, adab dan akhlak merupakan mahkota seorang Muslim. Jika akidah merupakan fondasi, syariat bangunan, maka akhlak yang baik adalah buah mahkota. Terkait dengan hal ini Rasulullah SAW bersabda: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Imam Tirmidzi)

Bahkan Rasulullah menjadikan kelembutan sebagai inti dari akhlak yang dapat menghiasi kehidupan manusia. Sabdanya: “Tidaklah kelembutan diletakkan pada suatu kecuali akan menghiasinya, dan tidaklah diangkat kelembutan tersebut kecuali akan merusaknya.” (HR. Muslim).

Pribadi yang mempesona adalah pribadi yang memiliki kelembutan ucapan (Ahsanu qawlan), bagusnya perilaku (Ahsanu amalan) dan kemuliaan akhlak (Ahsanu khuluqan). Semoga Allah memberikan seledang kemuliaan ini kepada kita semua. Amin ya rabbal alamin.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement