REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Setiap manusia dalam hidupnya pernah menghadapi bencana yang menimpa diri, harta, keluarga, karib kerabatnya, keamanan dan ketenangan. Tidak diragukan lagi semua musibah itu bisa membuat sedih dan putus asa.
Dr Musthafa Dien Al-Bugha Syekh Muhyidin Mistu dalam kitabnya Syarah Hadits Arbain Imam An-Nawawi mengatakan, keadaan manusia seperti ini memang telah diisyaratkan di dalam Alquran surah Al-Isra ayat 83 yang artinya.
"Dan apabila ia ditimpa kesusahan, niscaya dia berputus asa."
Sudah menjadi sifat manusia ketika ditempa musibah dia resah dan gelisah. Hal itu ditegaskan Allah dalam surah Al-Ma'ari ayat 19-20 yang artinya:
"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah."
Allah SWT mendorong orang mukmin untuk menguatkan tekadnya sehingga dia tabah dan tahan banting terhadap musibah yang menimpa dan tak dapat dihindari. Sehingga dia mampu menyingkirkan kelemahan dan keluh kesah serta menempuh jalan menuju kesuksesan dan kebahagiaan dengan bersenjatakan sabar yang merupakan pangkal keagungan dan kunci keberhasilan.
Musthafa menyarankan ketika tertimpa musibah maka ucapkanlah "Innalillahi wa inna ilaihi rojiun yang artinya "Sesungguhnya kami milik Allah dan kepadanyalah kami kembali."
Karena, barang siapa yang mengatakan seperti itu ketika mendapat musibah maka mereka akan mendapat keberkahan atas musibah yang menimpanya. Hal ini kata dia, ditegaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 155 yang artinya.
"Kehidupan manusia memang penuh cobaan. Dan Kami pasti akan menguji kamu untuk mengetahui kualitas keimanan seseorang dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Bersabarlah dalam menghadapi semua itu. Dan sampaikanlah kabar gembira, wahai Nabi Muhammad, kepada orang-orang yang sabar dan tangguh dalam menghadapi cobaan hidup, yakni orang-orang yang apabila ditimpa musibah, apa pun bentuknya, besar maupun kecil, mereka berkata, “Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka berkata demikian untuk menunjukkan kepasrahan total kepada Allah, bahwa apa saja yang ada di dunia ini adalah milik Allah; pun menunjukkan keimanan mereka akan adanya hari akhir. Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk sehingga mengetahui kebenaran."
Jadi kata Mustafa, jika seseorang ditimpa musibah, lalu dia sabar dan mengucapkan Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, maka tidak diragukan lagi bahwa mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk dalam menempuh kemuliaan, kehormatan dan kejayaan. Terutama bagi mereka yang tahan banting ketika menghadapi bencana, dia bersabar.
Sesungguhnya ketika sabar, maka mereka keluar dari bencana tersebut dengan kemenangan untuk selanjutnya menghadapi kehidupan dengan keberanian dan percaya diri. Mereka mengubah derita menjadi kebaikan, sehingga mampu mengambil manfaat untuk dunia dan akhirat.
Kondisinya tidak berubah ketika dia mendapatkan nikmat, sungguh mengagumkan urusan orang mukmin, sungguh semua urusan baik, dan tidak didapati kecuali pada orang yang beriman. Jika ditimpa Kebaikan dia bersyukur, maka baik baginya dan jika ditimpa kesusahan dia bersabar, maka baik baginya.
Rasulullah telah mengutarakan contoh yang paling indah ketika diutus kepadanya anak perempuan dan berkata:
"Sesungguhnya anakku sedang meghadapi kematian maka datanglah kepada kami. Maka Rasulullah mengutus dan membacakan. "Sesungguhnya bagi Allah apa yang Dia ambil dan bagi-Nya apa yang Dia berikan, dan segala sesuatu pada-Nya telah ditetapkan sampai waktu yang telah ditentukan. Maka bersabarlah dan berharaplah mendapat balasan dari Allah. (Al Bukhari).