REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyebut sebanyak 86 persen bahan bakar minyak (BBM) subsidi dinikmati golongan atas atau orang kaya. Adapun realisasi ini setara anggaran subsidi sebesar Rp 80 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan total anggaran subsidi Pertalite sebesar Rp 93 triliun. “Kalau bicara tentang pertalite 86 persen atau 80 triliun yang menikmati rumah tangga top 30 persen. 86 persen atau 80 triliun dari total pertalite yang disubsidi 93 triliun,” ujarnya saat Rapat Kerja Komite IV DPD, Kamis (26/8/2022).
Hal serupa juga terjadi pada Solar, yakni dari total anggaran subsidi sebesar Rp 143 triliun, orang kaya dan dunia usaha menikmati Rp 127 triliun di antaranya atau 89 persen dari total subsidi solar.
"Jadi memang kalau subsidi melalui barang, dan barang itu dikonsumsi orang mampu, ya kita menyubsidi orang mampu. Memang ada orang-orang yang tidak mampu dan miskin tetap juga menikmati barang itu, tetapi porsinya kecil," ucapnya.
Sri Mulyani menegaskan pemerintah tidak akan mencabut subsidi BBM, di tengah kuota BBM bersubsidi yang akan segera habis."Pertanyaannya, subsidi mau nambah atau tidak? Kalau nambah dari mana anggarannya? Suruh ngutang?" ucapnya.
Adapun Presiden Joko Widodo sedang mempertimbangkan kenaikan harga BBM subsidi Pertalite dan Solar. Saat ini pembahasan dilakukan oleh berbagai kementerian terkait.
Kenaikan harga merupakan salah satu opsi untuk memastikan kuota BBM subsidi aman hingga akhir tahun. Dari sisi lain, anggaran subsidi energi melonjak sebesar Rp 502 triliun, tiga kali lipat dari anggaran awal APBN 2022.