Hati-Hati, Terlalu Stres Akibat Pekerjaan Bisa Picu Menopause Dini

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq

 Pelaksanaan kegiatan Sosialisasi dan Eduksi Menghadapi Pra Menopause yang digelar di Balai Kelurahan Panjang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jumat (26/8).
Pelaksanaan kegiatan Sosialisasi dan Eduksi Menghadapi Pra Menopause yang digelar di Balai Kelurahan Panjang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jumat (26/8). | Foto: Dokumen

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Jangan pernah menyepelekan stres dan depresi akibat tekanan aktivitas (pekerjaan) yang terlalu berat atau beban pikiran yang berlarut-larut. Selain akan memengaruhi kesehatan mental, kondisi ini juga menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang dapat menyebabkan menopause/andropause datang lebih cepat.

Sehingga sebelum menginjak usia 45 tahun seorang perempuan sudah mengalami menopause atau andropause pada laki-laki yang jamak disebut dengan menopause/andropause dini. Hal ini terungkap dalam Sosialisasi Pra Menopause bagi warga Kelurahan Panjang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, yang di gelar di Balai Kelurahan setempat, Jumat (26/8).

Menurut Suci Rohandayani dari Program Studi (Prodi) S1 Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo (UNW), situasi ini belum banyak dipahami oleh masyarakat, karena sosialisasi yang masih minim. “Dalam kondisi yang belum siap, situasi ini akan dapat berdampak pada gangguan psikologis yang akan dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang,” ungkapnya.

Maka selain memahami berbagai faktor risiko penyebab menopause dini, lanjutnya, sosialisasi pra menopause ini juga penting untuk mempersiapkan seseorang memasuki fase proses fisologi dan perubahan bialogis ini.   

Dengan begitu, akan merasa lebih tenang dan siap dalam dalam menghadapi serta menerima perubahan tersebut. Di satu sisi, setiap orang juga akan menjadi lebih tahu bagaimana cara mengatasi jika mereka telah masuk masa menopause.

Karena biasanya mereka yang memasuki masa menopause tersebut akan merasa kebingungan, depresi, menjadi kurang berkonsentrasi serta suasana hati yang tidak menentu lainnya. Harapannya tentu secara mental dan psikologis akan lebih siap agar setiap orang yang memasuki masa menopause/andropause tetap dapat mengelola proses perubahan tersebut dengan baik.

“Sehingga kualitas hidup akan tetap terjaga,” tegas Rohandayani, dalam kegiatan yang digelar Pemerintah Kelurahan Panjang bersama dengan mahasiswa KKN UNW ini.

Sementara itu, Andri Yani, salah satu penyelenggara kegiatan menambahkan, edukasi pra menopause ini digelar agar warga yang ada di lingkungan Panjang memahami bagaimana mempersiapkan dan menghadapi masa menopause dengan tetap percaya diri.

Edukasi dan sosialisasi ini tidak hanya penting bagi para wanita yang akan menghadapi masa menopause, namun juga penting bagi anggota keluarganya yang lain.

“Bahwa lingkungan keluarga seperti suami dan anak-anak ternyata juga sangat berperan dalam membantu dan mendukung seseorang yang menghadapi dan mengelola masa menopause ini dengan baik,” tegasnya.

Tak hanya dari pemahaman dan pengetahuan, warga juga akan mendapatkan pengetahuan bagaimana mengelola perubahan yang ada pada dirinya tanpa ada hambatan.

“Baik dengan cara terapi medis maupun dengan cara-cara konvensional seperti rajin berolahraga, mengatur emosi dengan baik, serta melakukan gaya hidup yang lebih positif,” ujar dia.

Terkait


Hati-Hati, Ayah Juga Bisa Depresi Pascakelahiran

Jangan Ragu ke Psikiater Jika Merasa Stres

Kenali Tanda-Tanda Stres Akibat Tekanan Pekerjaan

Begini Langkah Mudah Melepas Diri dari Tekanan Pekerjaan

Tips Kulit Sehat Annisa Pohan

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark