REPUBLIKA.CO.ID,PADANG--Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade, meminta pemerintah tidak menaikkan harga BBM bersubsidi. Menurut Andre, menaikkan harga BBM saat ini kurang tepat karena perekonomian masyarakat belum stabil pasca keterpurukan akibat pandemi Covid-19.
"Sekarang masyarakat lagi berjuang untuk pemulihan ekonomi. Kalau harga BBM bersubsidi ini naik, malah akan menyulitkan masyarakat. Hal ini penting dipertimbangkan pemerintah," kata Andre, Jumat (26/8/2022).
Andre melihat konsumsi BBM bersubsidi jenis Pertalite, hampir menghabiskan kouta tahun 2022 ini yakni sebanyak 23 juta kiloliter. Kuota tersebut diperkirakan habis pada September 2022 mendatang.
Solusi dari kondisi itu pemerintah harus menambah kuota. Tapi persoalannya pemerintah tidak punya anggaran yang cukup untuk menambah kuota tahun 2022. "Kebutuhan BBM jenis Pertalite di tahun 2022 ini diproyeksikan akan mencapai 28 juta kiloliter. Artinya perlu menambah kuota untuk Oktober hingga Desember 2022 sekitar 5 juta kiloliter lagi, agar tidak terjadi kelangkaan," ujar Ketua DPD Gerindra Sumbar ini.
Andre menyebut Fraksi Gerindra telah menyampaikan ke pemerintah supaya mengambil langkah lain, selain menaikkan harga BBM. Seperti menerbitkan aturan pengendalian konsumsi BBM bersubsidi, tidak hanya jenis Pertalite, tapi juga bisa untuk Bio Solar.
Andre melihat selama ini tidak ada pengendalian konsumsi BBM bersubsidi ini. Apapun jenis kendaraannya tidak ada batasan membeli BBM bersubsidi. Harusnya menurut dia BBM jenis Pertalite bukan untuk kendaraan yang dikategorikan mewah seperti 1.500 cc ke atas.