REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, kenaikan kasus positif yang sangat tinggi di sejumlah negara saat ini menyebabkan munculnya varian atau subvarian baru. Kondisi disebabkan karena kelalaian dalam penanganan transmisi kasus.
“Hal ini karena terlambatnya penanganan transmisi segelintir kasus yang umumnya karena kelalaian. Kondisi ini mengakibatkan virus menyebar cepat, berkembang biak, bahkan bermutasi di komunitas itu sendiri,” ujar Wiku saat konferensi pers, dikutip pada Sabtu (27/8).
Ia pun mencontohkan munculnya subvarian BA.4.6 di Amerika Serikat. Karena itu, meskipun hasil serosurvey antibody Covid-19 nasional per Juli 2022 menunjukan hasil yang tinggi, Wiku mengingatkan agar masyarakat tetap mewaspadai potensi kenaikan kasus karena berbagai faktor.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya juga menyampaikan, Indonesia berpotensi menghadapi tantangan subvarian baru pada enam bulan ke depan. Saat ini, lanjut Wiku, pemerintah masih mengamati pergerakan kasus Covid-19 di Indonesia.
Karena itu, di tengah kenaikan kasus dunia ini, ia menekankan pentingnya untuk terus meningkatkan dan mempertahankan herd immunity sebagai upaya penanganan pandemi.
“Sehingga menjaga level antibody dan imunitas populasi yang baik seperti sekarang ini merupakan hal yang perlu dijaga bahkan terus diperkuat dengan upaya pengendalian lainnya seperti pengaturan mobilitas,” kata dia.