Sabtu 27 Aug 2022 09:01 WIB

7 Tanda Seseorang Mungkin Terkena Kanker Prostat

Kanker prostat cenderung lebih sering ditemukan pada pria lansia.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Kanker prostat cenderung lebih sering ditemukan pada pria lansia.
Foto: www.maxpixel.com
Kanker prostat cenderung lebih sering ditemukan pada pria lansia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker prostat merupakan jenis kanker terbanyak kedua pada pria di dunia. GLOBOCAN memperkirakan ada 1.276.10 kasus kanker prostat baru pada 2018, dengan sekitar 358.989 kasus kematian. Ironisnya, kanker prostat sering terlambat didiagnosis dan diobati.

Bila mengacu pada American Cancer Society, kanker prostat cenderung lebih sering ditemukan pada pria lansia dan pria berkulit hitam non Hispanik. Sekitar satu dari delapan pria juga akan terdiagnosis dengan kanker prostat semasa hidup mereka.

Baca Juga

"Sekitar enam dari 10 kasus didiagnosis pada pria berusia 65 tahun atau lebih, dan sangat langka pada pria berusia di bawah 40 tahun. Rerata usia pria terdiagnosis kanker prostat adalah 66 tahun," kata American Cancer Society, seperti dilansir EatThis, Sabtu (27/8/2022).

Kanker prostat biasanya tak menunjukkan tanda dan gejala pada stadium awal. Seiring berjalannya waktu, kanker prostat bisa memunculkan tanda dan gejala. Berikut ini adalah tanda dan gejala kanker prostat, menurut Mayo Clinic:

1. Sulit berkemih

2. Aliran urin melemah

3. Ada darah pada urin

4. Ada darah pada air mani

5. Nyeri tulang

6. Berat badan menurun tanpa sebab

7. Disfungsi ereksi

 

Skrining dan Kiat Turunkan Risiko

Mengingat kanker prostat bisa tak bergejala di awal stadium, ahli onkologi integratif Dr Jonathan Stegall MD menganjurkan pria untuk melakukan skrining secara rutin. Skrining dapat membantu pria menemukan kanker prostat lebih dini, sehingga mereka bisa memiliki harapan hidup dan keberhasilan pengobatan yang lebih baik.

"Pria sebaiknya mulai melakukan pemeriksaan kadar prostate-specific antigen atau PSA setiap tahun mulai dari usia 40 tahun," pungkas Dr Stegall.

Dr Stegall menyatakan bahwa kadar PSA bisa meningkat akibat beberapa alasan non kanker. AKan tetapi, nilai PSA bisa menjadi titik awal untuk menentukan pemeriksaan lanjutan bila ada petunjuk yang mengarah pada kanker prostat.

Hal lain yang tak kalah penting untuk dilakukan adalah menerapkan beberapa upaya pencegahan. Menurut Dr Stegall, ada beberapa hal yang bisa membantu menekan risiko kanker prostat. Berikut ini adalah tiga di antaranya:

1. Kontrol berat badan. Kondisi tubuh yang gemuk atau obesitas bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker prostat.

2. Pola makan sehat. Dr Stegall mengimbau agar pria menerapkan diet sehat yang terdiri dari banyak sayur dan buah. Dr Stegall juga merekomendasikan asupan omega 3 yang bisa didapatkan dengan mengonsumsi kacang-kacangan, biji-bijian, serta ikan. Alasannya, omega 3 turut berperan dalam mencegah kanker prostat.

3. Turunkan stres oksidatif. Sebuah teori menyatakan bahwa peningkatan risiko kanker prostat yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia berkaitan dengan stres oksidatif pada sel-sel tubuh. Peningkatan stres oksidatif dapat meningkatkan iritasi pada sel-sel. Peningkatan stres oksidatif ini bisa dipengaruhi oleh paparan makanan olahan, minuman bergula, dan lingkungan kerja.

Hal senada juga diungkapkan oleh ahli bedah urologi dan direktur medis dari Urology Cancer Specialists, Adam Ramin MD. Menurut Dr Ramin, beberapa studi telah mengindikasikan bahwa sebagian makanan bisa meningkatkan risiko kanker prostat bila sering dikonsumsi. Beberapa contoh dari makanan tersebut adalah daging merah, alkohol, produk susu, dan makanan yang tinggi akan kandungan lemak jenuh.

Daging merah, terutama sosis, daging sapi, dan daging babi mengandung senyawa kimia yang dikenal dengan sebutan heterocyclic amines atau HCAs. Zat kimia ini muncul pada saat proses memasak daging merah. Menurut peneliti, HCAs memainkan peran dalam meningkatkan risiko kanker prostat.

Para ahli mengungkapkan bahwa ada beberapa sumber protein hewani lain yang dapat menjadi alternatif. Sebagian dari sumber protein hewani tersebut adalah kalkun, ayam, dan unggas lain.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement