REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG-- Organisasi Islam Persatuan Islam (Persis) merasa prihatin dengan adanya kasus HIV/AIDS di kalangan mahasiswa. Fakta tersebut mengindikasikan telah terjadi kemerosotan moral.
"Itu sangat memprihatinkan dan itu tugas berat dakwah kita, bagaimana dakwah bisa berpengaruh. Ini indikasi kemorosotan moral," ujar Sekretaris Umum PP Persis Hari Muslim kepada wartawan di acara silaturahmi akbar Persis di Stadion Si Jalak Harupat, Sabtu (27/8/2022).
Ia mengungkapkan pemerintah, pemimpin dan aktivis dakwah memiliki pekerjaan rumah yang besar untuk mengatasi masalah tersebut. Sebab masih banyak yang belum tersentuh.
"Ini adalah PR besar bagi buat pemerintah, stakeholder dan buat aktivis dakwah, masih banyak medan dakwah yang belum tersentuh dan itu menjadi PR besar," katanya.
Ia mengatakan pihaknya akan melakukan pembinaan secara internal dan selanjutnya anggota Persis yang merupakan dai kami akan menyampaikan ke masyarakat terkait masalah HIV/AIDS.
Sebelumnya, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung melaporkan 5.943 orang yang memiliki KTP Kota Bandung mengidap HIV/AIDS. Mayoritas berasal dari kalangan mahasiswa hingga ibu rumah tangga.
Ketua Sekretariat KPA Kota Bandung Sis Silvia Dewi mengatakan penularan kasus HIV/AIDS menyasar semua kalangan mulai dari ibu rumah tangga, pekerja swasta hingga mahasiswa. Sebanyak 40 persen penderita HIV/AIDS tertular akibat perilaku heteroseksual.
"Kasus positif untuk golongan mahasiswa 6,97 persen atau 414 kasus. Sedangkan untuk ibu rumah tangga mencapai 11,8 persen atau 653 kasus," katanya.