Senin 29 Aug 2022 09:33 WIB

Surutnya Sungai Eufrat Ungkap Situs Arkeologi yang Terendam Selama Ini

Banyak artefak ditemukan di Sungai Eufrat.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Muhammad Hafil
Sungai Eufrat mengering
Foto: france24
Sungai Eufrat mengering

REPUBLIKA.CO.ID,DAMASKUS–Penurunan ketinggian air di danau Bendungan Eufrat di Suriah Timur baru-baru ini mengungkapkan sebuah situs pemakaman arkeologi besar. Situs yang diyakini berasal dari peradaban Bizantium ditemukan di provinsi Raqqa, membentang di area yang luas di tepi Timur danau Bendungan Eufrat (juga dikenal sebagai Bendungan Tabqa).

Surutnya air sungai Efrat dan Tigris selama tiga tahun terakhir telah mengungkap banyak situs arkeologi yang terendam di perairan dua sungai yang melintasi Suriah, Irak dan Turki. Tingkat air di Sungai Efrat telah mencapai tingkat yang sangat rendah dalam beberapa tahun terakhir. Arus dari Turki menuju wilayah Suriah di bawah 200 meter kubik per detik, yang kurang dari setengah jumlah pada tahun 1987.

Baca Juga

"Dasar Sungai Eufrat menyaksikan enam era sejarah, termasuk Sumeria, Akkadia, Asyur, Yunani, Bizantium, di samping era Islam. Membangun bendungan di tempat pertama, katanya, adalah keputusan yang tidak adil," kata insinyur dan mantan direktur departemen pemeliharaan Suriah untuk Sungai Eufrat, Abdul Razzaq al-Aliawi dilansir dari Al Monitor, Sabtu (27/8/2022).

Pemerintah Suriah Youssef Zain pada tahun 1968 membangun Bendungan Efrat tanpa mengalihkan Sungai Eufrat ke padang pasir dan membangun danau di sana. Sebaliknya, Aliawi mengatakan danau bendungan yang terbentuk dengan panjang 100 kilometer dan lebar 8 kilometer itu menggenangi situs-situs kuno yang paling menonjol di sungai. Hanya beberapa artefak dan monumen yang bisa diselamatkan.

"Banyak kuburan terletak di daerah ini, yang juga diyakini termasuk [ratusan] biara Kristen Syria. Pemakaman yang masih terendam dapat terlihat jelas saat cerah dan air danau. Beberapa kuburan telah ditemukan di tepi kanan danau di wilayah Barat Raqqa, tetapi tepi kiri lebih berbatu, sehingga sulit untuk melakukan pekerjaan penggalian,"tambahnya.

Pada bulan Juli, surutnya air Sungai Eufrat di kota Anah di Irak mengungkapkan kota kuno Talbes. Mohammad Jassim, seorang arkeolog Irak, melaporkan munculnya setidaknya 80 situs bersejarah akibat penurunan ketinggian air Bendungan Haditha.

Adapun pada tanggal 6 Juni, Departemen Purbakala di Dohuk di Wilayah Kurdistan Irak mengumumkan penemuan sebuah kota dari Kekaisaran Mitanni, yang berusia 3.400 tahun, yang muncul ketika air di lembah Sungai Tigris surut.

Sedangkan, Direktur Departemen Purbakala Dohuk, Becs Privkani, mengatakan pada 6 Juni bahwa kota itu, yang secara historis dikenal sebagai Zakhiko, disebutkan dalam teks-teks Babilonia. Ditemukan sebuah istana dan beberapa bangunan lain, selain pagar besar, katanya, dan juga ditemukan teks-teks berhuruf paku.

Tahun lalu, air yang surut di danau Bendungan Keban di Sungai Eufrat di wilayah Ağın di Turki Timur membawa ke permukaan Kastil Hastek yang bersejarah, yang hanya dapat dicapai dengan perahu. Menurut kepala departemen sejarah di Universitas Firat (Efrat) di Turki, Korkmaz San, kastil ini diyakini sebagai kuil yang berasal dari era pra-Kristen.

Dia menjelaskan, dalam sebuah pernyataan pers pada saat itu bahwa kastil terdiri dari tiga lantai yang diukir di dalam bebatuan, dengan tulisan Yunani di dinding bagian dalamnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement