Senin 29 Aug 2022 12:29 WIB

Saling Tuduh Korup, Bolsonaro dan Lula Berhadapan dalam Debat Presiden Brasil

Bolsonaro dan Lula saling menuduh lawannya korup dan ancaman bagi demokrasi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Pejawat Presiden Jair Bolsonaro yang dikritik atas penanganan pandemi Covid-19 dan serangannya pada sistem pemungutan suara berhadapan dengan mantan presiden  Luiz Inacio Lula da Silva yang sangat populer tapi dinyatakan bersalah atas penyuapan pada 2017 lalu.
Foto: AP/Eraldo Peres
Pejawat Presiden Jair Bolsonaro yang dikritik atas penanganan pandemi Covid-19 dan serangannya pada sistem pemungutan suara berhadapan dengan mantan presiden Luiz Inacio Lula da Silva yang sangat populer tapi dinyatakan bersalah atas penyuapan pada 2017 lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Kandidat presiden Brasil beradu argumen dalam debat pertama pemilihan presiden bulan Oktober mendatang. Masing-masing saling menuduh lawannya korup dan ancaman bagi demokrasi.

Pejawat Presiden Jair Bolsonaro yang dikritik atas penanganan pandemi Covid-19 dan serangannya pada sistem pemungutan suara berhadapan dengan mantan presiden  Luiz Inacio Lula da Silva yang sangat populer tapi dinyatakan bersalah atas penyuapan pada 2017 lalu. Bolsonaro berhaluan ekstrem kanan sementara Lula kiri.

Bolsonaro mengatakan pemerintahan Lula merupakan pemerintahan paling korup. Terjerat skandal kontrak-kontrak perusahaan milik negara Petrobas yang terlalu mahal.

"Mengapa kamu ingin kembali berkuasa? Untuk melanjutkan hal yang sama di Petrobas," kata Bolsonaro dalam debat dengan lima kandidat lainnya di Band TV, Senin (28/8/2022).

Lula yang pernah menjabat dari tahun 2003 sampai 2010 mengatakan pemerintahannya dikenang atas keberhasilan mengurangi angka kemiskinan. "Negara yang saya tinggalkan adalah negara yang rakyat rindukan," katanya.

"Negara dengan pekerjaan, di mana masyarakat memiliki hak untuk hidup dengan bermartabat, dengan menegakan kepala mereka, itu negara yang dihancurkan presiden saat ini," katanya.

Lula memimpin Brasil selama pertumbunan ekonomi negara itu tumbuh dengan cepat. Tapi ia divonis atas pasal penyuapan dan dipenjara selama 19 bulan sampai vonis itu dibatalkan.

Jajak pendapat menunjukkan Lula unggul dua digit dari Bolsonaro yang berulang kali menyerang sistem pemungutan suara elektronik Brasil. Dikhawatirkan ia menolak hasil pemilihan bila kalah. Dua kandidat presiden perempuan termasuk yang paling keras mengkritik Bolsonaro.  

"Kami memiliki presiden yang mengancam demokrasi, kami harus mengganti presiden," kata Senator Simone Tebet diusung Partai Pergerakan Demokrasi Brasil saat ditanya bagaimana mengatasi konflik antara pemerintah Bolsonaro dan sistem yudisial yang terjadi saat ini.

Bolsonaro menuduh lembaga peradilan melangkahi wewenangnya ketika memberikan memberikan otoritas pada polisi untuk menggelar operasi terhadap pengusaha yang mendukung kampanyenya. Setelah media melaporkan para pengusaha itu membahas kudeta bila Bolsonaro kalah di media sosial.

Tebet menuduh Bolsonaro menunda membeli vaksin Covid-19 dan menyebar berita palsu seputar virus itu. Tebet mengaku diintimidasi beberapa kabinet Bolsonaro saat Senat menyelidiki respon pemerintah terhadap pandemi.

"Saya tidak takut denganmu," katanya sambil menunjuk presiden. Bolsonaro membantah menolak hak-hak perempuan.

Ia mengatakan perempuan Brasil menyukainya karena ia membela keluarga dan menentang obat-obatan ilegal. Tapi selama debat ia menyerang jurnalis perempuan Vera Magalhaes karena mengkritiknya.

"Kamu tidur dengan memikirkan saya, kamu memalukan jurnalisme," katanya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement