Senin 29 Aug 2022 14:46 WIB

Museum di Irak Gunakan Realitas Virtual Perlihatkan Situs Bersejarah Sebelum Perang

ISIS merusak atau menghancurkan sejumlah situs budaya di Irak.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Masjid Agung Al Nuri di Kota Tua Mosul, Irak. Masjid tersebut dihancurkan ISIS yang tak rela melihat masjid dikuasai pasukan Irak. Museum di Irak Gunakan Realitas Virtual Perlihatkan Situs Bersejarah Sebelum Perang
Foto: AP/Felipe Dana
Masjid Agung Al Nuri di Kota Tua Mosul, Irak. Masjid tersebut dihancurkan ISIS yang tak rela melihat masjid dikuasai pasukan Irak. Museum di Irak Gunakan Realitas Virtual Perlihatkan Situs Bersejarah Sebelum Perang

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Sebuah museum di Irak menggunakan teknologi komputer dan perangkat virtual reality (realitas virtual) untuk memutar kembali waktu. Dengan teknologi itu, para pengunjung dapat menjelajahi situs warisan yang dihancurkan oleh kelompok militan ISIS.

Kelompok militan merebut sepertiga wilayah Irak dalam serangan kilat pada 2014, merebut kota Utara Mosul sebagai benteng mereka dan merusak atau menghancurkan sejumlah situs budaya di seluruh negeri. Namun, saat ini dengan menggunakan ribuan foto, sekelompok insinyur lokal telah menghidupkan kembali lima situs bersejarah di Mosul dan provinsi Nineveh yang lebih luas, termasuk sebuah masjid dan menara miringnya.

Baca Juga

"Ini membawa Anda ke dunia lain," kata seorang pengunjung, Mahiya Youssef sambil menarik kacamata VR dari jilbabnya yang tertutup mawar di museum Mosul Heritage House, setelah menjelajahi gambar 3D dari bangunan yang rusak dilansir dari The New Arab, Senin (29/8/2022).

"Saya sangat berharap itu adalah Mosul yang asli, bukan hanya versi virtual," tambah Youssef (50 tahun) yang bekerja di sebuah pabrik makanan di kota Utara.

Pemimpin ISIS saat itu Abu Bakr al-Baghdadi, membuat satu-satunya penampilan publik yang dikonfirmasi di masjid Al-Nuri Mosul, di mana ia mendeklarasikan pembentukan "kekhalifahan". Kota Tua Mosul menjadi puing-puing selama pertempuran untuk merebut kembali kota, termasuk masjid dan menara miring yang berdekatan, yang dijuluki Al-Hadba atau "si bungkuk."

Pihak berwenang Irak menuduh ISIS menanam bahan peledak di lokasi tersebut sebelum penarikan mereka. Hanya dasar menara yang selamat.

Kenangan

Teknologi VR telah digunakan sebelumnya untuk menciptakan kembali warisan yang dihancurkan oleh kelompok mikitan, termasuk pameran yang didukung UNESCO di Amerika Serikat. MUseum ini berhasil menghidupkan kembali situs-situs bagi orang-orang yang tinggal di Mosul.

“Banyak anak belum pernah melihat masjid Al-Nuri dan menara Al-Hadba-nya,” Ayoub Younes (29), pendiri museum.

"Kami mencoba, melalui realitas virtual, untuk membuat orang tersebut mengalami pengalaman mengunjungi situs-situs tersebut dan mengambil kembali kenangan itu," tambahnya.

Lima tahun setelah pasukan Irak dan koalisi internasional mengusir para jihadis pada pertengahan 2017, situs bersejarah, masjid, dan gereja di Mosul masih dipugar. Tetapi sebagian besar Kota Tua tetap menjadi lautan puing.

Sementara beberapa penduduk telah kembali ke distrik lain, sebagian besar kota masih berupa tambal sulam bangunan yang hancur atau sedang dibangun.

Museum pribadi dengan fasad marmer, terletak di sepanjang sungai Tigris, dibuka pada pertengahan Juni dan dikunjungi lebih dari 4.000 pengunjung di bulan pertama, kata Younes.

Di ruangan yang suram, pengunjung yang penasaran menunggu untuk menggunakan satu-satunya headset VR museum, sepasang googles hitam besar. Situs lain dalam kunjungan virtual adalah gereja Al-Tahera yang bersejarah, terselip di antara gang-gang yang pernah berkelok-kelok di Kota Tua, dan situs arkeologi Hatra yang berusia lebih dari 2.000 tahun di gurun selatan Mosul. Para jihadis membawa senjata dan kapak ke sisa-sisa kota kuno yang dulu luas, merilis rekaman video pada tahun 2015 tentang pesta penghancuran mereka.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement