REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga mengatakan, rumor adanya upaya menjegal Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan maju sebagai Capres 2024 memang sudah lama mengemuka sebelum dikemukakan Kepala Bappilu Partai Demokrat Andi Arif.
"Dirumorkan, partai pengusung pemerintah tidak akan mengusung Anies. Mereka awalnya seolah memberi harapan kepada Anies dengan memunculkan namanya di rakernas, namun diujungnya akan ditinggalkan," katanya pada Senin (29/8/2022).
Dia mengatakan, ada kekhawatiran meskipun Nasdem dan PAN memunculkan nama Anies sebagai salah satu Capres, bisa saja itu hanya sebatas angin surga bagi Anies. Sebab, Nasdem dan PAN memunculkan nama lebih dari satu. Hal itu tentu akan memudahkan bagi kedua partai untuk menganulir Anies sebagai Capres.
Kalau itu terjadi, maka peluang Anies akan tertutup. Sebab, kalau pun Partai Demokrat dan PKS tetap mengusung Anies, namun suara kedua partai ini jika digabung tetap tidak cukup untuk mengusung Anies.
""Kalau rumor itu nantinya jadi kenyataan maka demokrasi di Indonesia sudah mati. Demokrasi sudah dikendalikan para elite politik dan oligarki, sementara suara rakyat yang menginginkan seseorang jadi Capres dapat digusur begitu saja," kata dia.
Jadi, Capres yang muncul nantinya hanya yang direstui elit politik dan oligarki. Kesepakatan mereka inilah yang menentukan siapa yang boleh jadi presiden.
Rakyat hanya dijadikan formalitas berlangsungnya demokrasi. Rakyat dipaksa memilih Capres yang dipaketkan para elite politik dan oligarki.
"Namun, itu seharusnya tidak terjadi. Harapan masih ada pada Surya Paloh, Ketua Umum Nasdem. Surya diyakini masih menyintai demokrasi berlangsung di tanah air," kata dia.
Karena itu, Surya tampaknya akan melawan rumor yang ingin menjegal Anies. Surya akan keluar dari belenggu tersebut dan bersama Demokrat dan PKS akan solid mengusung Anies.
"Jadi, Surya akan menjadi sosok penentu dalam menahan gempuran dari para elite politik dan oligarki untuk menjegal Anies. Kalau Surya berhasil, tentu ia layak disebut penyelamat demokrasi di tanah air," kata dia.