REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Lembaga pemantau nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) akan menginspeksi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia, Ukraina. Rusia menduduki PLTN itu sejak menggelar invasi ke negara tetangganya.
Misi ini diumumkan setelah negosiasi selama berbulan-bulan agar IAEA dapat mengakses fasilitas tersebut. PLTN Zaporizhzhia masih dioperasikan staf Ukraina di bawah perintah pasukan Rusia, situasi yang menurut IAEA mengancam keamanan PLTN terbesar di Eropa tersebut.
Misi yang dipimpin langsung ketua IAEA Rafael Grossi menilai kerusakan yang diakibatkan tembakan baru-baru ini di dekat PLTN Zaporizhzhia. Rusia dan Ukraina saling lempar tanggung jawab atas serangan tersebut.
"Kami harus melindungi keamanan dan keselamatan fasilit nuklir terbesar di Ukraina dan Eropa," kata Grossi di Twitter dalam unggahan yang menyertakan foto bersama 13 staf IAEA lainnya yang tampaknya di bandara Wina, Senin (29/8/2022).
"Bangga memimpin misi yang akan di #ZNPP (PTLN Zaporizhzhia) pekan ini," tambahnya.
Baik Grossi maupun IAEA tidak menyebutkan tanggal spesifik kapan misi itu tiba di Zaporizhzhia. Kementerian Energi Ukraina mengatakan tidak memberikan komentar tentang misi IAEA "untuk alasan keamanan".
PBB dan Ukraina meminta semua personel dan peralatan militer ditarik untuk memastikan agar PLTN itu tidak menjadi target konflik. Dalam cicitan terpisah IAEA mengatakan misi itu akan mengasesmen dampak fisik, mengevaluasi kondisi kerja para staf dan "menentukan fungsionalitas sistem keselamatan dan keamanan."
"(Misi) juga akan melakukan aktivitas pengamanan darurat," kata IAEA merujuk istilah aktivitas melacak materi nuklir.