Senin 29 Aug 2022 16:48 WIB

Tenesmus Jadi Salah Satu Gejala Kanker Usus Besar, Apa Itu?

Tenesmus merupakan indikator awal dari kanker usus besar.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nora Azizah
Tenesmus merupakan indikator awal dari kanker usus besar.
Foto: www.flickr.com
Tenesmus merupakan indikator awal dari kanker usus besar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker usus dimulai di usus besar. Penyakit ini juga dapat disebut sebagai kanker usus besar atau rektum. Kanker usus adalah salah satu jenis yang paling umum didiagnosis di Inggris.

Kebanyakan orang yang didiagnosis dengan kanker usus itu berusia di atas 60 tahun. Menurut Cancer Research UK, 44 persen kasus kanker usus di Inggris terjadi pada wanita, dan 56 persen pada pria. Insiden kanker usus sangat terkait dengan usia, dengan tingkat insiden tertinggi pada orang tua.

Baca Juga

Setiap perubahan yang tidak biasa pada kebiasaan toilet harus didiskusikan dengan dokter. Ini mungkin, termasuk bercak darah di tinja, lebih sering buang air besar, atau rasa sakit di perut. Dilansir The Mirror pada Senin (29/8/2022), tenesmus adalah indikator awal lain dari kanker usus.

Apa itu tenesmus? Tenesmus adalah perasaan ingin buang air besar, padahal usus sudah kosong. Kondisi ini mungkin melibatkan ketegangan dan ketidaknyamanan saat buang air besar. 

Terlepas dari rasa sakit dan ketegangan ini, seringkali hanya sedikit atau tidak ada kotoran yang keluar. Tenesmus bisa menyakitkan, terutama jika ada kram atau gejala pencernaan lainnya. 

Gejalanya bisa datang dan pergi, atau bisa bertahan lama. Tenesmus sering mengacu pada nyeri kram dubur dan memberi seseorang perasaan bahwa mereka perlu pergi ke toilet, bahkan jika mereka sudah buang air besar.

 

Apa saja gejala tenesmus? 

Pertama, sering merasa ingin buang air besar. Kedua, urgensi untuk mengeluarkan isi perut. Ketiga, ketegangan dan ketidaknyamanan saat buang air besar. Keempat, mengeluarkan sedikit kotoran. Kelima, merasa seolah-olah tidak bisa benar-benar mengosongkan isi perut.

Kemungkinan penyebab lain untuk tenesmus, termasuk, penyakit crohn, kolitis ulseratif, sembelit, proctitis (artinya infeksi atau penyakit radang usus), sindrom iritasi usus (IBS), prolaps rektum, infeksi menular seksual (IMS) pada rektum, infeksi virus, bakteri, atau parasit pada usus besar, gangguan motilitas anorektal, beberapa jenis operasi perut, abses rektal.

Seorang dokter dapat merekomendasikan seorang spesialis yang dapat mendiagnosis penyebab tenesmus. Riwayat kesehatan, riwayat keluarga, dan gejala lain yang menyertainya akan didiskusikan oleh spesialis.

Tes juga mungkin disarankan untuk menganalisis lebih lanjut alasan yang mendasari kesulitan buang air besar. Pemeriksaan fisik juga memungkinkan diagnosis tenesmus yang tepat. Ini membantu dokter melihat apakah ada peradangan atau kelainan di sekitar rektum.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement