Senin 29 Aug 2022 19:45 WIB

Sosok Ibu, Pendidik Sekaligus Arsitek Peradaban

Ibu tak pernah bermakna kecil, karena Allah yang menjadikannya begitu mulia.

Ilustrasi Ibu dan Anak
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Ibu dan Anak

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Imam Nur Suharno

Seorang ibu tidak pernah lelah dalam memberikan pendidikan terbaik bagi putra-putrinya. Ibu bagaikan wadah yang mengajarkan dan mendidik berbagai macam ilmu dengan cinta dan kasih sayang.

Baca Juga

Ia meletakkan pondasi keimanan kepada putraputrinya dalam proses pendewasaan mental dan pematangan jiwa. Sejarah mencatat, orang hebat lahir dari seorang ibu yang hebat.

Maka, tidak berlebihan jika sosok ibu disebut sebagai pendidik sekaligus arsitek peradaban. Ia adalah tiang yang mengibarkan kembali bendera kejayaan lewat pendidikannya terhadap keluarga. Ibu tak pernah bermakna kecil, karena Allah yang menjadikannya begitu mulia.

Suatu malam, seorang ibu bernama Umamah binti Harits sedang memberikan nasihat kepada putrinya, Umu Iyas bin Auf, pada malam pernikahannya. “Putriku, sesungguhnya engkau telah memisahkan dirimu dari ‘lingkungan’ yang darinya engkau keluar.

Engkau telah meninggalkan kehidupan yang darinya engkau berkembang. Seandainya se orang perempuan tidak membutuhkan seorang suami, karena kecukupan dari orang tuanya dan kebutuhan orang tua yang sangat pada anaknya, maka engkau menjadi orang yang sangat tidak membutuhkan suami. Namun, wanita diciptakan untuk laki-laki dan baginya laki-laki diciptakan.

Nasihat pertama dan kedua, engkau harus rendah hati dengan senantiasa bersikap me ne rima dan selalu mendengar kan serta taat kepadanya. Ketiga dan keempat, hendaklah engkau menjaga kebersihan sesuatu yang kepadanya hidung dan mata suami tertuju. Jangan sampai ia melihat kejelekan ada pada dirimu, dan jangan sampai ia menciummu kecuali engkau dalam keadaan sangat wangi.

Kelima dan keenam, hendaknya engkau selalu siapkan waktu tidur dan makan baginya. Karena kelaparan akan membuatnya garang dan kekurangan tidur akan membuatnya mudah marah.

Ketujuh dan kedelapan, hendaklah engkau menjaga hartanya, memelihara kehormatan dan putra-putrinya. Dapat mengurus harta adalah sebuah perhitungan yang baik dan dapat mengurus anak adalah kemampuan mengatur yang baik.

Kesembilan dan kesepuluh, janganlah engkau melanggar perintahnya. Janganlah engkau menyebarkan rahasianya. Jika engkau menentang perintahnya, maka membuat hatinya dongkol. Jika engkau menyebarkan rahasianya, maka engkau tidak bisa menjaga kehormatannya.

Lalu, hendaklah engkau tidak tampak senang dihadapannya manakala ia sedang sedih. Tidak pula engkau bersedih ketika ia dalam keadaan berbunga-bunga. (lihat Menjadi Wanita Paling Bahagia karya Aidh al-Qarni).

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement