REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Catur Sentosa Adiprana Tbk membukukan laba bersih komprehensif sebesar Rp 113 miliar pada semester I 2022. Adapun capaian tersebut tumbuh 42 persen dibanding perolehan laba pada semester I 2021 sebesar Rp 79 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, Senin (29/8/2022) dalam enam bulan pertama tahun ini, emiten pemilik jaringan distribusi bahan bangunan Mitra10 tersebut mencatatkan perolehan pendapatan sebesar Rp 7,42 triliun atau meningkat 10,2 persen dibanding pendapatan pada periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 6,73 triliun.
Sekretaris Perusahaan Catur Sentosa Adiprana, Idrus Widjajakusuma, mengatakan pertumbuhan pendapatan ditopang oleh segmen-segmen bisnis yang kami miliki.
“Segmen distribusi berkontribusi sebesar Rp 4,67 triliun, setara dengan 63 persen (terhadap total pendapatan) dan disusul oleh segmen ritel modern sebesar Rp 2,75 triliun atau 37 persen," ujarnya.
Pada semester I-2022 perusahaan membukukan laba kotor sebesar Rp 1,23 triliun atau tumbuh 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp 1,1 triliun.
Sedangkan secara perhitungan Earnings before Interest, Tax, Depreciation, and Amortization (EBITDA), pada akhir Juni 2022 perusahaan memiliki catatan EBITDA sebesar Rp 432 miliar atau tumbuh 32 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp 330 miliar.
"Pertumbuhan kinerja bottom line ini tidak lepas dari strategi kami berupa ekspansi secara agresif segmen ritel modern, perkuatan jaringan segmen distribusi, dan meningkatkan kontribusi House Brand pada kedua segmen tersebut," ucapnya.
Menurutnya pilihan strategi tersebut berdampak positif dan sukses meningkatkan pendapatan serta Net Margin Perseroan demi menopang pertumbuhan laba yang lebih baik. Adapun kontribusi segmen ritel modern terus meningkat seiring pertumbuhan toko baru Mitra10 dan Atria.
"Saat ini kami sudah memiliki 44 ritel modern Mitra10 dari target 50 superstore Mitra10 pada 2023 mendatang, dan 18 showroom Atria Home Furnishing," ucapnya.
Dari sisi penjualan, perusahaan membukukan penjualan neto sebesar Rp 7,07 triliun sepanjang semester I 2022. Adapun angka ini naik 10,12 persen dibandingkan realisasi penjualan neto pada semester I 2021 sebesar Rp 6,42 triliun.
“Penjualan perusahaan pada semester I 2022 didominasi oleh penjualan barang beli putus sebesar Rp 7 triliun, sedangkan segmen lainnya yaitu penjualan konsinyasi berkontribusi sebesar Rp 418,61 miliar,” ucapnya.
Dari situ, total penjualan sebenarnya bisa mencapai Rp 7,41 triliun. Namun, angka ini kemudian dikurangi oleh beban pokok penjualan konsinyasi sebesar Rp 343,52 miliar.
Kemudian perusahaan juga mencatatkan kenaikan beban pokok penjualan barang beli putus sebesar 9,98 persen secara tahunan dari Rp 5,31 triliun pada semester I 2021 menjadi Rp 5,84 triliun pada semester I 2022. Beban operasional CSAP juga naik 7,12 persen secara tahunan dari Rp 936,53 miliar pada semester I 2021 menjadi Rp 1 triliun pada semester I 2022.
Pada semester I 2022, total aset sebesar Rp 9,23 triliun atau naik 8,58 persen dibandingkan total aset perusahaan pada akhir tahun 2021 sebesar Rp 8,50 triliun. Perusahaan memiliki liabilitas sebesar Rp 6,84 triliun pada semester I 2022 dan total ekuitas perusahaan ini berada level Rp 2,38 triliun.