Senin 29 Aug 2022 23:58 WIB

Jawaban Ulama Arab Saudi Ketika Ditanya Soal Hukum Pasang Jimat dan Rajah

Ulama berbeda pendapat terkait pemasangan rajah atau jimat dari Alquran

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Alquran. Ulama berbeda pendapat terkait pemaangan rajah atau jimat dari Alquran
Foto: republika
Ilustrasi Alquran. Ulama berbeda pendapat terkait pemaangan rajah atau jimat dari Alquran

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA– Dalam sebuah sesi tanya jawab, Syekh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin atau Syekh Utsaimin ditanya tentang hukum menggantungkan jimat atau rajah di rumah. Barang-barang yang diyakini mampu menyangkal keburukan atau membuat keberuntungan.

Menurutnya, hukum memakai atau menggantungkan jimat atau rajah dibagi menjadi dua pendapat. Pendapat pertama adalah terkait menggunakan jimat atau rajah yang dibuat dengan tulisan Alquran. Terkait jimat model ini, sebagian ulama ada yang membolehkan hal ini.

Baca Juga

Ulama yang membolehkan ini, mengutip ayat Alquran yang menyebut bahwa Alquran adalah penyembuh bagi umat Muslim. Allah berfirman:

وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ

Artinya: "Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS Al Isra: 82). Dalam ayat lain disebutkan:

كِتَٰبٌ أَنزَلْنَٰهُ إِلَيْكَ مُبَٰرَكٌ  Artinya: "Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah." (QS Shad:29).

"Dan diantara mereka (ulama) ada yang menolak hal itu, dan berkata sesungguhnya dalam menggantungkannya tidak shahih dari Nabi SAW, bahwa hal itu merupakan sebab syar'i yang dapat menolak atau menghilangkan keburukan," jelas Syekh Utsaimin dalam Ensiklopedia Fatwa Syekh Utsaimin, karya Syekh Sholah Mahmud As Said.

"Pendapat yang benar adalah tidak boleh menggantungkan jimat walaupun dari Alquran. Dan juga tidak boleh diletakkan dibawah bantal orang yang sakit atau menggantungkannya pada dinding atau yang seperti itu. Namun orang yang sakit hanyalah didoakan dan dibacakan secara langsung kepadanya sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW," jelasnya.

Adapun menggantung sesuatu selain ayat Alquran atau teks yang tidak bisa dipahami maknanya, maka hal itu tidak boleh dalam keadaan bagaimanapun. Karena dia tidak tahu apa yang ditulis, sebab sebagian orang menulis rajah dan sesuatu yang diikat.

"Huruf yang dituliskan hampir tidak bisa dibaca dan diketahui maknanya, ini termasuk bidaah dan diharamkan, yang tidak boleh dalam keadaan bagaimanapun. Wallahu a'lam," jelasnya.  

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement