Selasa 30 Aug 2022 11:51 WIB

Es 'Zombie' Greenland Naikkan Permukaan Laut Hingga 27 Cm

Naiknya permukaan laut akan berdampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang besar

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Lapisan es Greenland yang mencair dengan cepat pada akhirnya akan menaikkan permukaan laut global setidaknya 27 sentimeter. Ilustrasi.
Foto: ap
Lapisan es Greenland yang mencair dengan cepat pada akhirnya akan menaikkan permukaan laut global setidaknya 27 sentimeter. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, NUUK -- Lapisan es Greenland yang mencair dengan cepat pada akhirnya akan menaikkan permukaan laut global setidaknya 27 sentimeter, lebih dari dua kali lipat dari perkiraan sebelumnya. Kondisi ini karena peristiwa yang bisa disebut es zombie.

Penelitian yang dilakukan Geological Survey of Denmark and Greenland menyatakan, istilah es zombie ini karena es tersebut masih melekat pada area es yang lebih tebal, tetapi tidak lagi diisi ulang oleh gletser induk yang sekarang menerima lebih sedikit salju. Tanpa pengisian ulang, es yang hancur akan mencair akibat perubahan iklim dan pasti akan menaikkan air laut.

Baca Juga

“Ini es mati. Itu hanya akan mencair dan menghilang dari lapisan es," kata rekan penulis studi dan ahli glasiologi di Geological Survey of Denmark and Greenland William Colgan.

"Es ini telah dibuang ke laut, terlepas dari skenario iklim (emisi) apa yang kita ambil sekarang," ujarnya.

Penemuan terbaru ini menjadi gambaran baru dari perkirakan para ilmuwan sebelumnya dari pencairan lapisan es Greenland. Studi dalam jurnal Nature Climate Change mengatakan, kenaikan itu bisa mencapai hingga 78 sentimeter. Sebaliknya, laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim tahun lalu memproyeksikan kisaran enam hingga 13 sentimeter untuk kemungkinan kenaikan permukaan laut dari pencairan es Greenland pada 2100.

Perkiraan para peneliti dilakukan dengan melihat keseimbangan es. Dalam keseimbangan sempurna, hujan salju di pegunungan di Greenland mengalir ke bawah dan mengisi kembali serta menebalkan sisi gletser. Kondisi itu menyeimbangkan apa yang mencair di tepinya.

Namun dalam beberapa dekade terakhir ada lebih sedikit pengisian dan lebih banyak pencairan sehingga menciptakan ketidakseimbangan. Penulis studi, menurut Colgan, melihat rasio yang ditambahkan dengan yang hilang, kemudian menghitung bahwa 3,3 persen dari total volume es Greenland akan mencair tidak peduli apa yang terjadi dengan dunia yang mengurangi polusi karbon.

"Saya pikir kelaparan akan menjadi ungkapan yang bagus, untuk apa yang terjadi pada es," kata Colgan.

Salah satu penulis penelitian mengatakan lebih dari 120 triliun ton es sudah ditakdirkan untuk mencair karena ketidakmampuan lapisan es yang memanas untuk mengisi kembali tepiannya. Ketika es itu mencair menjadi air, jika hanya terkonsentrasi di Amerika Serikat, kedalamannya akan 11 meter.

Angka-angka tersebut adalah rata-rata global untuk kenaikan permukaan laut. Namun beberapa tempat yang lebih jauh dari Greenland akan lebih banyak dan tempat-tempat yang lebih dekat, seperti Pantai Timur AS, akan lebih sedikit.

Meskipun 27 sentimeter mungkin kedengarannya tidak banyak, profesor geosains di Boise State University Ellyn Enderlin menyatakan ini akan melebihi dan di atas gelombang pasang dan badai, membuatnya lebih buruk. Kenaikan permukaan laut sebanyak ini akan memiliki dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang sangat besar.

Colgan dan tim tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencairkan semua es zombie. Namun, perkiraan yang dilakukan mungkin pada akhir abad ini atau setidaknya pada 2150.

Colgan mengatakan kondisi ini sebenarnya adalah skenario kasus terbaik. Pada 2012 adalah tahun pencairan yang sangat besar, ketika keseimbangan antara penambahan dan pengurangan es paling tidak seimbang.

Jika Bumi mulai mengalami tahun-tahun yang sama seperti 2012, pencairan Greenland bisa memicu kenaikan permukaan laut hingga 78 sentimeter. Menurut Colgan, dua tahun itu tampak ekstrem sekarang, tapi tahun-tahun yang terlihat normal sekarang akan menjadi ekstrem jika dilihat 50 tahun yang lalu. “Begitulah cara kerja perubahan iklim. Penyimpangan hari ini menjadi rata-rata besok,"  kata Colgan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement