Selasa 30 Aug 2022 11:42 WIB

Sepanjang 2022, Pertamina Klaim Hemat Anggaran sekitar Rp 6 Triliun

Upgrading kilang 4 tahun terakhir berdampak pada penghematan anggaran Pertamina

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati. Di tengah kenaikan harga minyak dunia yang berdampak pada kenaikan biaya produksi BBM, PT Pertamina (Persero) melakukan berbagai program efisiensi. Hingga Juli 2022, Pertamina sukses menghemat biaya operasional sekitar Rp 6 Triliun.
Foto: Pertamina
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati. Di tengah kenaikan harga minyak dunia yang berdampak pada kenaikan biaya produksi BBM, PT Pertamina (Persero) melakukan berbagai program efisiensi. Hingga Juli 2022, Pertamina sukses menghemat biaya operasional sekitar Rp 6 Triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah kenaikan harga minyak dunia yang berdampak pada kenaikan biaya produksi BBM, PT Pertamina (Persero) melakukan berbagai program efisiensi. Hingga Juli 2022, Pertamina sukses menghemat biaya operasional sekitar Rp 6 Triliun.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati menuturkan keberhasilan itu tak lepas dari langkah strategis penghematan biaya yang dilakukan oleh Pertamina Group sejak awal tahun.

Lebih lanjut, Nicke menjelaskan perusahaan energi dihadapkan pada situasi yang berat di tengah disrupsi mata rantai pasokan energi global sebagai dampak konflik Rusia dan Ukraina, di mana mobilitas perdagangan global yang menuju pemulihan pasca pandemi tersentak dengan keterbatasan pasokan yang berujung krisis energi.

Kebijakan Pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat melalui subsidi BBM merupakan langkah yang tepat, sehingga berhasil mempercepat pemulihan ekonomi. Hal tersebut salah satunya tercermin dari peningkatan konsumsi BBM untuk mobilitas masyarakat serta aktivitas usaha. Namun di sisi lain, peningkatan konsumsi BBM tersebut menyebabkan kenaikan beban subsidi Pemerintah.